Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah mahasiswa masih menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, sore ini. Ada empat kelompok mahasiswa yang berkumpul menyuarakan orasi masing-masing.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto memantau kegiatan aksi sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam pantauannya, Heru menyebut saat ini aksi unjuk rasa yang diperkirakan sebanyak 100 orang ini masih berjalan kondusif.

"Alhamdulilah, massa masih kondusif. Sampai saat ini, mereka masih bisa diajak komunikasi dengan kita. Mudah-mudahan, mahasiswa yang mengaspirasikan suara mereka tetap sesuai dengan aturan," kata Heru di lokasi, Rabu, 28 Oktober.

Karena itu kepolisian masih menurunkan aparat Pengendalian Masyarakat (dalmas). Dalam penjagaannya, aparat tersebut tidak menggunakan tameng serta peralatan lainnya dalam menghadapi pedemo.

"Kita memang turunkan Dalmas sejak awal untuk amankan aksi mereka. Protap massa awal tak gunakan tameng dan peralatan karena orasi yang diserukan massa memang diizinkan pada setiap demo," ujar Heru.

Pada aksi hari ini, sejumlah mahasiswa ini membawa mobil komando untuk berorasi. Di samping mobil, sejumlah mahasiswa membentangkan spanduk bertuliskan "mohon maaf sedang ada perbaikan demokrasi".

"Masih ada banyak pejuang demokrasi yang menyuarakan penolakannya terhadap Undang-Undang Omnibus Law," seru seorang orator di atas mobil komando.

Sejumlah massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turut berkumpul di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, untik menyuarakan penolakan Undang-Undang Cipta Kerja.

Di tengah jalan, sebelah bundaran air mancur kawasan Patung Kuda, massa HMI mulai membakar ban sebagai tanda protes kepada pemerintah. Asap hitam pun mengepul di udara.

Ada sejumlah massa dari Federasi Serikat Pekerja Aneka Sektor Indonesia yang turut bergabung dalam aksi di dekat gedung Kementerian ESDM.

Tak hanya itu, massa aksi lainnya berada di ujung jalan Medan Merdeka Barat. Mahasiswa yang tergabung dalam HIMA Persatuan Mahasiswa Islam (HIMA PERSIS) ini menyerukan sejumlah tuntutan kepada Presiden Joko Widodo.

"Ini bukan hanya tentang Omnibus Law, tapi juga tentang perubahan sistem yang awalnya demokrasi kini telah berubah. Sudah tepat kita saat ini sampaikan ultimatum kepada gagalnya pemerintahan Jokowi-Amin," seru sang orator.

Seperti aksi demo sebelumnya, Jalan Medan Merdeka Selatan  ditutup sejak pagi. Aparat kepolisian memasang pembatas jalan beserta kawat berduri di kedua ruas jalan.

Dalam mengamankan aksi ini, 20 ribu personel gabungan diterjunkan. Mereka disebar di tiga titik, yakni kawasan Istana Negara, Tugu Proklamasi dan Gedung DPR/MPR.