Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah anak-anak terlihat ikut dalam aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Oktober.

Puluhan anak-anak ini bahkan sempat maju ke barisan paling depan diantara massa mahasiswa. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Mereka mundur setelah ada pihak kepolisian menanyakan kebaradaan mereka.

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Heru Novianto mengatakan, pihaknya sudah mendeteksi keberadaan anak-anak dalam aksi ini. 

"Kami memantau masih kondusif, belum ada potensi kericuhan yang terlihat. Aparat juga belum menyiapkan tameng untuk menghadapi massa pelajar tersebut," kata Heru.

Sementara situasi terkini di Patung Kuda, massa dari Mahasiswa mulai berdatangan. Tuntutan mereka masih sama seperti sebelumnya yakni menolak UU Cipta Kerja.

Massa ini terdiri dari mahasiswa Universitas Gunadarma yang mengenakan almamater abu-abu dan Universitas Mercu Buana yang mengenakan almamater merah.

Mahasiswa ini membawa sebuah mobil komando untuk berorasi. Di samping mobil, sejumlah mahasiswa membentangkan spanduk bertuliskan "mohon maaf sedang ada perbaikan demokrasi".

"Masih ada banyak pejuang demokrasi yang menyuarakan penolakannya terhadap Undang-Undang Omnibus Law," seru seorang orator di atas mobil komando.

Usai berorasi, mereka melatunkan beberapa lagu nasional. Mahasiswa massa aksi lainnya duduk di tengah Jalan Medan Merdeka Barat yang ditutup oleh petugas.

Seperti aksi demo sebelumnya, Jalan Medan Merdeka Selatan telah ditutup sejak pagi. Aparat kepolisian memasang pembatas jalan beserta kawat berduri di kedua ruas jalan.

Di balik pembatas tersebut, polwan membentuk barisan selagi memantau kegiatan aksi mahasiswa. Di belakang barisan polisi, disiapkan beberapa mobil barakuda dan pengurai massa.

Dalam mengamankan aksi ini, 20 ribu personel gabungan diterjunkan. Mereka disebar di tiga titik, yakni kawasan Istana Negara, Tugu Proklamasi dan Gedung DPR/MPR RI.