Tren Berubah, Kemenhub Kembangkan Infrastruktur Demi Tingkatkan Konektivitas Menuju Kawasan Wisata
Menhub Budi Karya Sumadi di acara Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata secara daring (FOTO: DPP PDIP)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut tren perjalanan wisata saat ini mengalami perubahan dari wisata massal menjadi wisata alternatif yang mengacu pada kegiatan alam maupun budaya lokal.

Karenanya saat ini kementeriannya terus berupaya menyusun kebijakan dan langkah konkret untuk meningkatkan konektivitas.

Hal ini disampaikan Menhub saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata di kantor DPP PDI Perjuangan, Kamis, 21 Oktober.

"Kemenhub telah menyusun serangkaian kebijakan dan langkah konkrit berupa dukungan program dan kegiatan pengembangan infrastruktur untuk peningkatan konektivitas dan aksesabilitas dari dan menuju kawasan strategis pariwisata nasional maupun aksesabilitas wilayah yang menghubungkan simpul-simpul transportasi menuju ke lokasi pariwisata di seluruh Indonesia. Dengan adanya keterhubungan simpul bandara, pelabuhan, terminal atau pun stasiun kereta api menjadi lebih sempurna," kata Budi dalam keterangan tertulisnya.

Menhub memaparkan Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong terwujudnya destinasi wisata atau 10 Bali baru. Seluruh kementerian dan lembaga, sambung Budi, terus bersinergi agar keinginan tersebut dapat tercapai.

"Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diwujudkan world class tourism destination. Meningkatnya angka kunjungan ke destinasi wisata nasional serta peningkatan perekonomian masyarakat," tegas Budi.

Terkait hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam kegiatan webinar secara daring mengatakan daerahnya sudah memiliki peraturan untuk memberdayakan desa wisata. Peraturan Daerah (Perda) itu dibuat untuk merangsang pertumbuhan desa yang di dalamnya mengatur dari mulai pengusulan hingga pengelolaan desa wisata.

"Ada strategi penetapan pengelolaan dan seterusnya. Bagaimana agar kita bisa menyaring, maka kita punya tahapan. Mulai dari kelompok masyarakat, BUMDES, dan pihak lain melalui Kades Lurah, mereka mengusulkan bahwa desanya bisa menjadi desa wisata," kata Ganjar.

"Kita memang harus selalu kreatif, inovatif dan tak pernah berhenti dalam membangun desa wisata," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati membocorkan upaya pemerintah di daerahnya untuk menarik wisatawan datang ke desa adat. Salah satu caranya, kata dia, dengan jeli mengidentifikasi keunikan tiap desa.

Selain itu, pemerintah daerah juga harus mampu mengidentifikasi keinginan pasa. "Setelah keunikan kita identifikasi selanjutnya kita lestarikan dengan menjaga memperbaiki, butuh sentuhan-sentuhan kecil sehingga keunikan ini menarik," ungkap dia.

"Andai kata kita tidak memahami atau tidak mengetahui secara jelas apa keunikan kita, maka kita khawatir akan terjadi pergeseran daya tarik. Jadi bukan daya tarik utama yang ingin kita jadi daya tarik, tapi bergeser ke yang lain yang belum tentu masyarakat kita mengetahui atau memahami daya tarik yang baru itu. Apa yang terjadi kemudian, masyarakat desa setempat akan hanya menjadi penonton ketika desa ini berkembang menjadi desa wisata," pungkasnya.