China Balas Menutup Kantor Konsulat AS di Chengdu Pasca Penutupan Konsulat China di Houston
Konsulat AS di Chengdu (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - China balas menutup Kantor Konsulat Amerika Serikat (AS) di Chengdu setelah negeri paman sam menutup Kantor Konsulat China di Houston. Hal ini tentu membuat tensi hubungan kedua negara semakin panas.

Bendera AS sudah tak lagi berkibar di Kantor Konsulat AS, Chengdu sejak pagi tadi menurut pemberitaan CNN. Perintah yang keluar sejak Jumat pekan lalu, membuat orang-orang di sekitaran kantor turut diamankan oleh polisi. 

Pada Sabtu 25 Juli, lambang AS diturunkan. Keesokan harinya, plakat di luar gedung dilepas dan barang-barang sudah diangkut truk. Tak jauh beda saat Pemerintah AS menutup konsulat China di Houston, Pemerintah China juga memberikan waktu 72 jam kepada pihak terkait untuk menutup kantor mereka.

Selama akhir pekan, ratusan orang telah berkumpul di luar konsulat AS di kota berpenduduk 16,5 juta orang tersebut. Mereka berfoto dan mengibarkan bendera China. 

Chengdu merupakan ibu kota provinsi Sichuan, China barat daya. Konsulat AS di Chengdu merupakan pos diplomatik penting bagi AS karena mencakup wilayah Otonomi Tibet yang kontroversial.

Sebuah video yang diunggah di akun Twitter Misi AS di China, menampilkan gambar-gambar konsulat AS di Chengdu yang dibuka oleh Wakil Presiden AS saat itu, George Bush, pada 1985. Berbagai tugas diplomatik dilakukan oleh konsulat di Chengdu salah satunya misi untuk Tibet.

"Hari ini, kami mengucapkan selamat tinggal pada Konsulat Jenderal AS di Chengdu. Kami akan rindu selamanya," tulis akun @USA_China_Talk. 

Kebijakan tersebut diberlakukan setelah AS menginstruksikan penutupan konsulat China di Houston. Menurut klaim pemerintah AS, penutupan konsulat China harus dilakukan karena Negeri Tirai Bambu tersebut terlibat dalam upaya spionase di AS.

Ketegangan AS-China 

Ketegangan antara AS dan China telah terjadi sejak perang dagang yang sedang berlangsung. Keadaan semakin buruk ketika AS kerap menuding China bertanggung jawab atas pandemi COVID-19. AS juga melempar tuduhan pelanggaran hak asasi manusia China di Hong Kong dan Xinjiang. 

Lalu dalam dua minggu terakhir, hubungan kedua negara ekonomi terbesar tersebut semakin memburuk. Kedua negara saling menutup kantor konsulat. Setelah penutupan konsulat China, terdapat laporan bahwa warga negara Singapura mengaku bersalah karena menjadi mata-mata untuk China di AS.

Berbicara di Perpustakaan Nixon di California, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kembali melemparkan kata-kata kecaman terhadap China. Ia mengatakan bahwa China menerapkan kebijakan yang gagal selama puluhan tahun.

"Seperti yang telah dijelaskan oleh Presiden Trump, kita memerlukan strategi untuk melindungi ekonomi AS dan juga cara hidup kita. Dunia bebas harus menang atas tirani baru ini," kata Pompeo.

"Yang benar adalah bahwa kebijakan kami - kebijakan negara-negara bebas lainnya - membangkitkan kembali ekonomi China yang gagal, hanya untuk melihat China menggigit tangan internasional yang menyuapinya. Kami membuka tangan kami kepada warga China untuk melihat Partai Komunis China yang mengeksploitasi masyarakat kita yang bebas dan terbuka," pungkasnya.