Golkar Memang Mau Mengulang Kejayaan Pemilu 2004, Tapi Tetap Harus Realistis Pasang Target
Ilustrasi-Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, merespon niat Partai Golkar yang bertekad mengulangi kejayaan Pemilu 2004 dalam Pemilu 2024 nanti.

Sebagai partai politik, menurut Jamiluddin, Golkar memang harus memasang target tinggi pada setiap pemilu. Dengan target tinggi, diharapkan semua kader akan terpecut untuk mencapai target yang ditetapkan.

"Namun, target yang ditetapkan Golkar itu tampaknya sulit untuk dicapai," ujar Jamiluddin kepada VOI, Rabu, 20 Oktober.

Setidaknya, lanjut Jamiluddin, ada dua hal penyebab target tersebut sulit tercapai. Pertama, banyaknya kader Golkar yang tersandung kasus dugaan korupsi.

Kasus ini, kata dia, dapat merusak citra Golkar di mata masyarakat yang berimplikasi akan menjauhnya masyarakat pada partai pohon beringin tersebut.

"Masyarakat tampaknya akan kejam terhadap partai yang kadernya dinilai banyak korup. Masyarakat akan memvonis partai tersebut tak layak untuk dipilih," jelas Jamiluddin.

Kedua, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga bukan sosok yang layak jual. Hal itu, menurutnya, dapat dilihat dari rendahnya elektabilitas Airlangga.

Padahal, tambah Jamiluddin, baliho Menteri Koordinator Perekonomian itu sudah dipasang di mana-mana. Dan juga bersafari ke berbagai elemen masyarakat, namun elektabilitasnya tak terkerek.

"Jadi, sosok Airlangga tak dapat diharapkan membantu mendulang banyak suara. Untuk dirinya sendiri saja ia tak dapat mendongkrak elektabilitasnya. Padahal ia sudah lama menjadi pejabat publik, yang seharusnya elektabilitasnya terdongkrak," terangnya.

Jamiluddin menilai, dua hal tersebut kiranya menjadi kendala utama untuk mengembalikan kejayaan Golkar pada Pemilu 2024.

"Karena itu, Golkar perlu realistis terhadap target yang ditetapkan agar nantinya Kepengurusan Airlangga tidak dipersalahkan kadernya karena target tidak tercapai," demikian Jamiluddin.

Diketahui sebelumnya, Partai Golkar bertekad mengembalikan kejayaan Pemilu 2004 pada Pemilu 2024. Untuk meraih kemenangan pada Pemilu 2024, Partai Golkar menyatakan akan mengurangi konflik internal.

Waketum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menjelaskan nilai-nilai dan pengalaman yang ditinggalkan para senior, seperti Akbar Tandjung, dipertahankan oleh Partai Golkar. Ada pula nilai-nilai yang ditinggalkan senior Golkar itu diremajakan oleh pengurus Golkar saat ini.

"Jadi yang diperlukan ini adalah ketahanan yang sudah dimiliki Partai Golkar yang itu berdasarkan pengalaman pengelolaan organisasi yang senior-senior kita dulu itu, nilai-nilai itu kita pertahankan, tapi kemudian kita remajakan kembali, kita lakukan peremajaan, penyesuaian-penyesuaian, adaptasi terhadap realitas yang kita hadapi," ujar Doli dalam seminar daring nasional 'Dua Dasawarsa Kemenangan Golkar 2004-2024', Sabtu, 16 Oktober.

Situasi atau era saat ini, menurut Doli, memang berbeda dengan pada 2004. Dengan tekad yang kuat memenangi Pemilu 2024, Doli merasa malu jika tak bisa mengulangi kejayaan Golkar pada Pemilu 2004.

"Oleh karena itu, kami sekarang sedang berupaya, jadi kami merasa generasi yang malu kalau kemudian tak bisa mengulangi setelah 2004 itu tidak bisa menang lagi. Oleh karena itu, kami bertekad bagaimana mengembalikan kejayaan Golkar pada 2024 setelah 20 tahun kemudian, setelah 2004, baru menang untuk pertama kali," katanya.