Mengapa Harus Tunggu Ganjar Pranowo Datang ke SDN Growong Baru Internet Bisa Lancar?
Foto via Pemprov Jawa Tengah

Bagikan:

JAKARTA - Ingat dengan peristiwa kedatangan Gubernur Jawa Tengah ke SDN Growong, Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang saat Hari Pendidikan Nasional, Mei lalu?

Kini, kebutuhan akses internet untuk keperluan pembelajaran daring di tempat tersebut sudah lancar. Ganjar kala itu 'ditodong' Qotrunada, seorang siswi SDN setempat. Dia mengeluh sinyal untuk akses internet. Selain itu, banyak siswa yang tidak memiliki perangkat untuk melakukan pembelajaran daring, seperti handphone.

Nah, seketika itu Ganjar langsung menelpon PT Telkom untuk segera menangani hal tersebut. Ia pun menyakurkan 10 unit handphone kepada siswa.

Kini, kebutuhan jaringan internet di sana sangat baik. Bahkan bukan hanya untuk pembelajaran daring, layanan internet juga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Catur Arif, siswa SDN Growong menuturkan, saat ini dirinya bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh menggunakan handphone.

"Jaringan internet sekarang lancar. Terima kasih Pak Ganjar, sudah memberi hadiah hape sama internet lancar,” kata siswa kelas 5, Selasa 19 Oktober.

Kepala SDN Growong, Isma’il menyampaikan bahwa peningkatan layanan internet di desanya sangat berpengaruh positif terhadap keberlangsungan pendidikan di sekolahnya.

“Iya, sekarang internet lancar sejak kunjungan Pak Gubernur waktu itu,” jelasnya.

Bukan hanya layanan internet, lanjut dia, gubernur juga menyalurkan 10 unit handphone kepada siswa kurang mampu untuk keperluan pembelajaran daring. Sebelumnya, guru harus rela mendatangi rumah-rumah siswa untuk memberikan pelajaran.

“Dulunya ada guru yang datang door to door ke rumah siswa untuk mengajar, karena sinyal susah dan siswa banyak yang tidak punya hape. Tapi sekarang sudah bisa daring, sinyal lancar,” tambahnya.

Peningkatan layanan internet bukan hanya dinikmati sektor pendidikan, melainkan masyarakat umum. Salah satunya usaha jasa desain logo.

Desi Widyawati yang mengguti usaha pembuatan logo bersama suaminya, Muhammad Hamim lebih mudah melakukan transaksi penjualan karena internet lancar.

“Ini awalnya usaha suami, saya baru belajar. Ini desain grafis dan desain logo. Kami menjual lewat internet karena pasarannya ke luar negeri,” paparnya.

Desan logo karya suaminya, tutur Desi pernah terjual hingga harga Rp7 juta.

“Penjualannya pakai dolar, kalau rupiah pernah terjual sampai Rp7 juta. Alhamdulillah dari usaha ini sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup dan sekolahkan anak,” ungkapnya.