MEDAN - Ratusan warga Belawan, Kota Medan berunjuk rasa di depan Balai Kota Medan setelah sebelumnya menyambangi kantor Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi. Warga memprotes banjir rob yang terjadi di Belawan selama bertahun-tahun.
Aksi ratusan warga Belawan ini disambut Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Kepada menentu Presiden Jokowi itu, koordinator aksi Khairil Chaniago menjelaskan kondisi yang dialami warga saat banjir rob.
"Kota Belawan itu zona utama, sumber perekonomian Medan dan Sumut ada disitu. Kondisinya saat ini cukup memprihatinkan karena rusaknya zona penyangga, baik yang internal maupun eksternal," kata Khairil, Senin, 18 Oktober.
Menurut Khairil, kawasan zona penyangga saat ini telah beralih fungsi jadi ratusan hektare tanaman kebun sawit dan pertambakan.
"Karena benteng perkebunan lebih tinggi dari daratan Belawan, maka hukum fisika berlaku. Sebaran airnya tertutup masuk air pasang ke wilayah Belawan," jelasnya.
Khairil mengakui, permasalahan banjir Rob bukanlah wewenang dari Pemko Medan. Namun dia berharap ada kesepakatan antara Kementerian PUPR, Gubernur Sumut dan Wali Kota Medan Bobby Nastution untuk segera memulihkan kondisi di Belawan.
"Kami terima kasih, wali kota sudah buat DED ke Kementerian PUPR, tapi itu tahun 2022. Kalau seandainya ada kesepakatan, tadi kami juga sampaikan ke gubernur, semoga wilayah itu cepat dilakukan restorasi dipulihkan agar sebaran air lebih meluas dan tidak ke pemukiman penduduk," harapnya.
Menanggapi keluhan warga Belawan itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku memahami kesulitan yang dialami masyarakat saat banjir rob datang. Bobby Nasution menegaskan jika ia tak lupa akan janji kampanye dirinya kepada masyarakat Belawan.
"Saya masih ingat, saya tak lupa janji saya pas kampanye kalau saya nanti mau berkantor di Belawan. Tapi saya sampaikan, ngapain saya berkantor di sana kalau tidak ada solusi. Itu saya sampaikan selama masa kampanye," ucap Bobby.
BACA JUGA:
Dalam mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan, Bobby Nasution mengungkapkan pihaknya telah mengajukan program berkali-kali ke Kementerian PUPR. Untuk penanganan selain banjir Rob, usulan Pemko Medan telah disepakati Gubernur Sumut dan Kementerian PUPR.
"Kemarin usulan dari Kementerian PUPR untuk banjir Rob ada sedikit kami revisi. Karena untuk penyelesaiannya hanya jalannya yg ditinggikan. Apa setuju? Sudah pasti tidak setuju, makanya kami revisi dan jangan hanya jalan yang ditinggikan, karena tidak menyelesaikan semua permasalahan," papar Bobby Nasution.
"Namun bagaimana drainase, ada dari rob, laut dan darat ke sana juga, curah hujan juga. Ini harus diselesaikan. Saya paham, kalau bisa dikerjakan sekarang, dikerjakan, ngapain musti nunggu 2022," sambungnya.
Untuk drainase, Bobby Nasution mengatakan saat ini belum bisa direhabilitasi. Sebab, jika dibersihkan sekarang, air laut akan naik dengan membawa kotorannya.
"Makanya kita buat perencanaan betul-betul. Jadi biar kami kerja nggak dianggap seremonial. Ini permasalahan lama, tentunya pengerjaan harus bertahap," jelas dia.
Diakuinya, saat ini Pemko Medan belum bisa berbicara banyak terkait permasalahan banjir Rob. Karena, saat ini Pemko Medan belum memiliki gambaran pasti untuk didiskusikan.
"Kalau gambar nya sudah ada, akan kami diskusikan. Titik mana yang mana dulu yang paling efektif untuk kami kerjakan. Masyarakat pasti kami libatkan," ujar Bobby Nasution.