MEDAN - Janji Wali Kota Medan Bobby Nasution membangun tanggul untuk mengatasi banjir rob yang selama ini dikeluhkan warga di Kecamatan Medan Belawan segera direalisasikan.
Direncanakan, bulan depan (Juli) pembangunan tanggul rob akan dilakukan. Sebagai pembangunan tahap awal, tanggul rob yang akan dibangun sepanjang 1 kilometer dengan tinggi sedada orang dewasa. Diharapkan, kehadiran tanggul nantinya bisa mengatasi masalah bajir rob yang selalu menerpa warga setiap bulannya.
“Kita berharap pembangunan tanggul nantinya bisa mengatasi banjir rob yang selama ini terjadi, sehingga warga tidak capek dan kesal lagi menghadapi banjir rob,” kata Bobby Nasution saat memimpin rapat pembangunan tanggul dengan masyarakat di kantor Kelurahan Belawan Bahagia dikutip dari keterangan tertulis Pemko Medan, Rabu, 22 Juni.
Diungkapkan Bobby Nasution, pembangunan tanggul ini merupakan salah satu janji kampanyenya sebelum menjadi orang nomor satu di Pemko Medan. Menurut Bobby Nasution, keberhasilannya menjadi Wali Kota Medan tidak terlepas berkat doa dan dukungan masyarakat.
“Pembangunan banjir rob merupakan salah satu janji kampanye saya. Alhamdulillah, saya sudah menjadi Wali Kota, maka janji yang pernah disampaikan akan saya penuhi. Untuk merealisasikan janji itu, saya hari ini datang tidak hanya membawa Kadis Pekerjaan Umum (PU), tapi juga OPD terkait sehingga pembangunan tanggul dapat dilakukan secepatnya,” ungkapnya.
Sebelum Bobby Nasution berdialog dengan masyarakat terkait pembangunan tanggul rob, Kadis PU Topan OP Ginting menjelaskan, rencana pembangunan tanggul rob sudah dibicarakan beberapa waktu lalu. Atas instruksi Wali Kota, pembangunan tanggul harus dilakukan tahun ini. Pembangunan tanggul ini, jelasnya, dilakukan untuk mengatasi banjir yang terjadi 2-4 kali dalam sebulan.
“Desain pembangunan tanggul rob dibuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II. Artinya, pembangunan tanggul rob yang dilakukan Pemko Medan mengikuti desain BWS Sumatera II,” jelas Topan.
“Tanggul yang dibangun tidak ditepi sungai atau laut sepanjang 1 km biayanya sekitar Rp.25 miliar, sedangkan yang ditepi sungai atau laut mencapai Rp.75 miliar. Meski biaya sudah besar namun kondisi tanggul yang dibangun di pinggir sungai atau laut diragukan, sebab kondisi dasar tanah yang labil,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Apabila tanggul dibangun, kata Bobby, maka akan dibuat akses tangga guna mempermudah sekaligus memperlancar masyarakat keluar dan masuk.
Sedangkan bagi masyarakat yang tinggal di pinggir sungai atau laut, imbuhnya, diharapkan agar PT Pelindo dapat menyerahkan lahannya yang ditempati masyarakat itu kepada Pemko Medan atau masyarakat langsung.
Dengan demikian, jelasnya, Pemko Medan dapat membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa), rumah susun sederhana milik (rusunami) atau membantu pembangunan rumah apung.“Sebelum PT Pelindo menyerahkan lahannya kepada Pemko Medan atau masyarakat, maka Pemko Medan tidak bisa membangun rusunami, rusunawa atau membantu membangun rumah apung bagi warga yang bermukim di pinggiran sungai atau laut. Jika PT Pelindo menyetujui melepasnya, tinggal di tetapkan di mana lokasi rusunami atau rusunawa akan dibangun. Yang pasti masyarakat tidak ingin lokasinya jauh dari tempat tinggalnya saat ini. Selain itu Pemko Medan juga dapat membantu untuk pembangunan rumah apung,” papar dia.
Kemudian Bobby Nasution meminta pendapat dari perwakilan PT Pelindo yang hadir dalam rapat tersebut terkait pemintaan penyerahan lahan milik BUMN yang bergerak di bidang logistik, terutama pengelolaan dan pengembangan Pelabuhan yang ditempati warga di pinggir sungai atau laut tersebut.
“Secara pribadi saya menyetujuinya Pak Wali,” jelas perwakilan PT Pelindo tersebut.ㅤ
Karenanya Bobby Nasution akan menindaklanjuti permintaan penyerahan lahan itu secara tertulis kepada PT Pelindo Cabang Belawan untuk selanjutnya diteruskan ke pusat. Puluhan warga yang hadir dalam rapat itu langsung tepuk tangan penuh gembira mendengar penjelasan Wali Kota Medan tersebut.