Ini Sejumlah Obat COVID-19 yang Dimonitor Pemerintah, Menkes Budi: Sudah Masuk Uji Klinis Tahap Tiga
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pemerintah terus memonitor obat COVID-19 yang mulai diproduksi oleh sejumlah perusahaan farmasi di dunia. Hal ini dilakukan agar produk tersebut bisa mengobati pasien dan memudahkan transisi pandemi menjadi endemi.

"Jadi banyak perkembangan jenis obat baru yang promising yang memberikan harapan untuk menangani pandemi dan kalau kita sudah melengkapi vaksin dengan obat-obatan, diharapkan transisi pandemi ke endemi akan bisa lebih cepat kita lakukan," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 18 Oktober.

Setidaknya, ada sejumlah obat-obatan terapi COVID-19 yang kini tengah diuji oleh pemerintah. Salah satunya, adalah obat yang berkategori monoklonal antibodi yaitu Bamlanivimab dan Etesevimab.

Selain itu, kata Budi, pemerintah juga sedang menjajaki dan mempelajari obat antivirus baru yang dianggap menjanjikan seperti Molnupiravir produksi Merck, AT527 produksi Atea Pharmaceuticals, serta Proxalutamide yang diproduksi oleh Kintor Pharmaceticals.

"Jadi kita terus memonitor obat-obatan untuk virus COVID-19 dan sekarang obat-obatan itu sudah masuk uji klinis tahap tiga," tegas mantan Wakil Menteri BUMN tersebut.

"Untuk obat-obatan yang promising kami tawarkan agar uji klinis tahap ketiganya bisa dilakukan di Indonesia supaya bisa lebih cepat mengetahui kecocokan dari obat-obatan COVID-19 baru ini agar bisa digunakan masyarakat. Nanti kami akan mengupdate dan mohon doa restu," imbuh Budi.

Diberitakan sebelumnya, Molnupiravir belakangan ini banyak dibicarakan dan disebut sebagai obat ampuh untuk terapi COVID-19. Obat antivirus ini dikembangkan oleh Emory (University) Institute for Drug Discovery (EIDD) dalam rangka penemuan obat untuk Venezuelan equine encephalitis virus.

Hanya saja, dalam perkembangannya EIDD bekerja sama dengan dua perusahaan farmasi besar, Ridgeback Biotherapeutics di Jerman dan Merck di Amerika Serikat untuk melakukan uji klinik fase 2 dan 3 pada pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap di rumah sakit.