Piala Thomas Pulang ke Ibu Pertiwi, Malaysia Berharap Bisa Ikuti Jejak Indonesia
Jonatan Christie (Foto via bwfbadminton.com)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah 19 tahun 'berkelana', Piala Thomas akhirnya kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah menyampaikan selamat kepada Indonesia yang memenangi Piala Thomas 2020.

"Saya mengucapkan setinggi-tinggi tahniah (selamat) kepada Indonesia atas kemenangan menjadi juara Piala Thomas setelah sekian lama,” kata Menlu Saifuddin ketika menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Menlu RI Retno Marsudi secara virtual pada Senin 18 Oktober.

Menurut Saifuddin, Malaysia juga harus bisa menyusul prestasi tim bulu tangkis Indonesia.

"Kami berbagi kegembiraan rakyat Indonesia atas kemenangan yang sangat signifikan itu,” ujar Saifuddin, di sela-sela kunjungan kerjanya di Jakarta dikutip dari Antara.

Tampilnya Indonesia sebagai kampiun di edisi pandemi COVID-19 ini kembali mempertegas dominasi Indonesia di Piala Thomas.

Terhitung sejak pertama kali digelar, Indonesia menjadi negara yang paling banyak merengkuh Piala Thomas dengan 14 kali gelar juara. China menyusul dengan 10 gelar. Malaysia yang di awal penyelenggaraan mendominasi menjadi juara sebanyak 5 kali. Sementara itu, Denmark dan Jepang sama-sama baru meraih 1 gelar juara.

Berikut hasil lengkap pertandingan babak final Piala Thomas Indonesia vs China (3-0).

Tunggal putra 1

Anthony Sinisuka Ginting vs Lu Guang Zu 18-21, 21-14, 21-16

Ganda putra 1

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs He Ji Ting/Zhou Hao Dong 21-12, 21-19

Tunggal putra 2

Jonatan Christie vs Li Shi Feng 21-14, 18-21, 21-14

Indonesia sebetulnya masih menyisakan dua wakil lainnya, yakni ganda putra paling anyar Kevin Sanjaya Sukamuljo/Daniel Marthin yang akan bertarung melawan Liu Cheng/Wang Yi Lyu. Kemudian di partai terakhir, tunggal putra Shesar Hiren Rhustavito menantang Weng Hong Yang.

Namun dengan kedudukan Indonesia yang sudah unggul 3-0 atas China, maka dua partai terakhir itu tidak perlu lagi dimainkan.

Namun keberhasilan ini tercoreng akibat merah putih yang tak boleh berkibar di Denmark karena terkena sanksi WADA (Badan Antidoping Dunia). Bendera Merah Putih dengan berat hati terpaksa diganti bendera PBSI yang dikibarkan.

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali meminta maaf atas dampak yang ditimbulkan oleh hukuman Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Indonesia. Saat upacara kemenangan tim Indonesia di Piala Thomas, bendera Merah Putih tidak boleh dikibarkan

"Atas kejadian itu tentu, di samping LADI (Lembaga Anti-Doping Indonesia, red) meminta maaf, saya juga mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, kata Menpora dalam konferensi pers virtual bersama NOC dan LADI, Senin, 18 Oktober.

Tim Indonesia menjadi juara Piala Thomas setelah menunggu 19 tahun. Tetapi kegembiraan itu berkurang karena hanya bendera PBSI yang berkibar.

"Kita akan serius menangani ini dan pihak-pihak yang nanti terindikasi menjadi penyebab dari kejadian ini tentu harus bisa mempertangjawabkan itu. Ini nanti yang jadi pekerjaan Pak Okto (Ketua KOI, red) untuk menginvestigasi dan mengakselerasi," lanjut dia.