Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyalakan listrik secara simbolis kepada masyarakat miskin ekstrem Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Instalasi listrik tersebut merupakan salah satu program dari Pemerintah untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem di daerah prioritas, kata Wapres dalam keterangan dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Wapres (BPMI Setwapres), Senin 18 Oktober.

"Dengan mengucap bismillahirohmanirrahim, program bantuan pasang baru listrik untuk masyarakat yang berhak di Kabupaten Timor Tengah Selatan saya nyatakan mulai menyala dan bisa dinikmati oleh masyarakat setempat," kata Wapres usai memimpin rapat di halaman Rumah Jabatan Gubernur NTT, Minggu 17 Oktober kemarin.

Kata wapres, masyarakat penerima bantuan tersebut harus bisa menggunakan listrik secara optimal dan memanfaatkan dengan baik guna meningkatkan kesejahteraan.

"Supaya digunakan dengan maksimal dengan sebaik-baiknya dan tetap berhemat dengan listrik yang ada, supaya memberi manfaat, anak-anak supaya bisa belajar dengan baik dan dengan teratur," jelasnya.

General Manager PLN UNit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko melaporkan pada 2021 telah terdapat 245 dari 278 desa yang telah mendapatkan akses listrik di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

"Yang Kabupaten Timor Tengah Selatan itu masih ada sekitar 33 desa, itu kami programkan di tahun depan bisa selesai dan kami setiap hari juga membangun di seluruh Provinsi NTT ini," kata Agustinus.

Wapres berada di Kupang, Minggu, untuk memimpin rapat koordinasi bersama jajaran Pemerintah Provinsi NTT dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrem di lima kabupaten prioritas.

Di Provinsi NTT, lima kabupaten yang menjadi prioritas penyelesaian kemiskinan ekstrem hingga akhir 2021 ialah Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Sumba Tengah dan Manggarai Timur.

Dengan pemberian akses listrik tersebut, masyarakat yang masuk kategori miskin ekstrem diharapkan dapat lebih produktif dengan kegiatan perekonomian serta membantu pencegahan stunting pada anak di daerah.