Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dirumorkan akan bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) usai menyatakan siap menjadi calon presiden 2024.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai jika Ridwan Kamil bergabung ke PAN tentu banyak keuntungan yang diperoleh PAN. Pasalnya, sebagian warga Jawa Barat yang selama ini mendukung pria yang akrab disapa Kang Emil itu justru berpeluang beralih ke PAN.

Namun sebaliknya, Ridwan Kamil akan lebih banyak ruginya bila masuk PAN lantaran sebagian besar pendukungnya akan kabur. Hal itu menurutnya, tampaknya tidak sebanding dengan keuntungan politik yang diperoleh Ridwan Kamil dari PAN.

"PAN memang dapat menjadi perahu bagi Ridwan Kamil dalam Pilpres 2024. Namun perolehan suara PAN pada Pileg 2019 relatif kecil untuk dapat mengusung Ridwan Kamil menjadi capres," ujar Jamiluddin dalam keterangan kepada VOI, Rabu, 13 Oktober.

PAN, lanjutnya, juga kecil kemungkinan dapat mengusung Ridwan Kamil menjadi capres. Sementara, partai lain tentu sulit berkoalisi dengan PAN hanya untuk menjadikan Ridwan Kamil menjadi capres.

Sebab, kata Jamiluddin, elektabilitas Ridwan Kamil juga tidak terlalu moncer bila dibandingkan dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Sehingga, jika Ridwan Kamil merapat ke PAN, peluang terbesarnya hanya untuk cawapres. Itu pun jika PAN mampu melobi partai lain untuk berkoalisi.

"Karena itu, Ridwan Kamil lebih baik merapat ke partai lain yang perolehan suaranya pada pileg 2019 lebih besar dari PAN. Partai seperti ini lebih besar bargaining politiknya untuk mengantarkan Ridwan Kamil menjadi capres," kata Jamiluddin.

Jamiluddin menilai, NasDem tampaknya lebih pas untuk Ridwan Kamil. Sebab, ketika Ridwan Kamil mencalonkan jadi Gubernur Jawa Barat, partai besutan Surya Paloh itu menjadi pengusung utamanya.

"Jadi, sudah ada kedekatan khusus antara Nasdem dengan Ridwan Kamil," terang Jamiluddin.

Selain itu, kata dia, Ridwan Kamil terkesan lebih nasionalis sehingga akan sejalan dengan NasDem yang juga nasionalis.

"Kalau Ridwan Kamil masuk NasDem, para pendukungnya yang juga banyak nasionalis kiranya tidak akan menimbulkan banyak masalah. Para pendukung Ridwan Kamil berpeluang besar akan ikut juga ke NasDem," papar Jamiluddin.

Sementara, menurutnya, peluang Ridwan Kamil menjadi capres juga lebih besar karena hingga sekarang belum ada kader NasDem yang menonjol. Pasalnya, elektabilitas kader NasDem belum ada yang muncul.

"Tentu hal itu menjadi peluang besar bagi Ridwan Kamil untuk menjadi capres. Pilihan ini lebih baik bila memang Ridwan Kamil niatnya masuk partai politik untuk nyapres," tandas Jamiluddin.

Diketahui sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengaku membuka diri untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ia menyatakan siap maju jika ada pintu terbuka dari partai politik yang akan mendukungnya.

"Jadi 2024 dimana takdir saya jemput, tidak jadi tidak masalah. Tapi kalau ada sebuah pintu terbuka misalnya dari PAN saya bismillah," ujar Ridwan Kamil di acara Workshop Nasional Partai Amanat Nasional (PAN) di Bali, Selasa, 5 Oktober.