JAKARTA - Riki dan Yudi, manusia silver warga Jalan Haji Ung, Kemayoran hanya bisa tertunduk pasrah saat digelandang petugas gabungan Satpol PP dan Dinsos Kecamatan Sawah Besar.
Keduanya baru saja keluar untuk mengais rejeki di simpang lampu merah Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat.
"Tinggal di Jiung, Kemayoran, pak. Anak satu, ngamen untuk menghidupi anak," kata Riki saat digendang petugas ke dalam mobil Dinsos DKI Jakarta.
Riki mengaku, dirinya harus merogoh uang Rp 20 ribu untuk membeli cat minyak warna silver.
"Pendapatan dari manusia silver sehari dapat 80 ribu. Sudah satu Minggu jadi manusia silver," ujarnya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Sawah Besar, Darwis Silitonga mengatakan, penertiban ini sebagai bentuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga. Pasalnya, keberadaan PMKS tersebut banyak dikeluhkan warga.
"Hari ini kita amankan 10 PMKS dari sejumlah titik. Para PMKS yang terjaring langsung dibawa ke panti di Jakarta Barat oleh Sudinsos Jakarta Pusat," kata Darwis kepada VOI di lokasi, Rabu 6 Oktober, malam.
BACA JUGA:
Para PMKS yang terjaring ini diharapkan setelah dibawa ke panti akan diberikan pelatihan oleh Dinas Sosial DKI Jakarta. Dengan diberikan pelatihan tersebut, para PMKS ini diharapkan tidak kembali ke jalan.
"Nanti mereka diberi pelatihan. Kalau sudah dapat pelatihan kan buat mereka sendiri mengembangkan apa yang dilatih," ujarnya.
Darwis menjelaskan, penjaringan PMKS ini tidak ada yang melawan petugas. Mereka diamankan di sejumlah titik, seperti di Rumah Pompa Kartini, Jalan Gunung Sahari Utara dan Jembatan Merah. PMKS yang diamankan ada berbagai jenis.
"Ada manusia silver, pengamen, dan pengemis yang bawa anak kecil," katanya.