SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta kepala daerah di 35 kabupaten/kota agar memberi ruang untuk pengobatan tradisional yang memanfaatkan beragam tanaman herbal.
"Ini kami dorong lagi supaya ilmu yang turun-temurun dari nenek moyang kita menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Jangan sampai kita kalah dengan Singapura, Malaysia, India, maupun negara-lainnya yang juga memiliki tradisi pengobatan tradisional," kata Taj Yasin di Semarang dikutip Antara, Kamis, 30 September.
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng, menjelaskan bahwa dari tradisi memanfaatkan beragam tanaman herbal nusantara sebagai jamu atau obat tradisional, tidak sedikit perusahaan-perusahan yang mengolah tanaman kaya khasiat itu menjadi produk jamu dan obat tradisional yang telah menembus pasar ekspor.
"Diharapkan ilmu yang turun-temurun ini, benar-benar bisa dikenalkan lagi kepada masyarakat, apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, yang mana kita mengkonsumsi obat-obatan terlalu banyak, kenapa tidak didukung dengan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekeliling kita untuk vitamin C dan vitamin lainnya," ujarnya.
BACA JUGA:
Menurut politikus Partai Persatuan Pembangunan itu, untuk meningkatkan pemanfaatan pengobatan tradisional perlu edukasi dan pendampingan dari pemerintah.
"Perlu ada pendampingan dari Dinas Kesehatan dan instansi terkait agar tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaan obat herbal. Jangan sampai inginnya mengobati malah jadi sengsara, mungkin karena takarannya terlalu tinggi sehingga berlawanan, ini perlu pendampingan," katanya.
Pemprov Jateng, lanjut Gus Yasin, Pemprov Jateng mengeluarkan kebijakan dalam upaya penguatan sistem pelayanan kesehatan tradisional.
Gus Yasin juga berharap di pusat pelayanan kesehatan konvensional seperti puskesmas dan rumah sakit juga dibuka unit pelayanan kesehatan tradisional komplementer atau terintegrasi.
"Tidak kalah penting yakni dukungan APBD bagi penguatan layanan kesehatan tradisional komplementer," ujarnya.