JAKARTA - Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Aceh Timur menyatakan produksi ikan asin di kabupaten itu mencapai tujuh ton per minggu.
Kadis Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Aceh Timur Iskandar di Aceh Timur, Rabu, mengatakan jumlah produksi tersebut menurun dibandingkan dua bulan sebelumnya.
"Sebelumnya, produksi ikan asin di Aceh Timur hingga 20 ton per minggu. Kini, turun menjadi tujuh ton karena disebabkan cuaca buruk di perairan Selat Malaka," kata Iskandar dilansir Antara, Rabu, 29 September.
Menurut Iskandar, cuaca buruk menyebabkan hasil tangkapan nelayan berkurang. Selain itu, kondisi cuaca akhir-akhir ini juga membuat proses pengeringan ikan memerlukan waktu lebih lama.
"Ikan asin produksi Aceh Timur dipasok ke sejumlah kabupaten/Kota di Aceh dan beberapa daerah ke Sumatera Utara. Kami berharap cuaca kembali normal dan produksi ikan asin kembali meningkat," kata Iskandar.
BACA JUGA:
Sementara itu, harga jual ikan asin di Kabupaten Aceh Timur mengalami kenaikan disebabkan berkurangnya pasokan ikan segar dari nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi Aceh Timur.
"Saat ini persediaan ikan minim, sehingga tidak memenuhi untuk memproduksi ikan asin," kata Hanafiah (74), pengusaha ikan asin di Kuala Idi, Aceh Timur.
Hanafiah menyebutkan harga ikan asin seperti ikan asin teri sekarang ini mencapai Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp20 ribu per kilogram. Ikan asin lembing Rp40 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp30 hingga Rp35 ribu per kilogram.
Sedangkan, ikan asin jambal Rp28 hingga Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp15 ribu per kilogram, ikan asin perak Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp25 ribu hingga 28 ribu per kilogram.
"Sedangkan harga ikan asin telang menjadi Rp33 ribu per kilogram dari sebelumnya berkisar antara Rp28 hingga 30 ribu per kilogram," kata Hanafiah menyebutkan.
Hanafiah mengatakan naiknya harga ikan asin tersebut karena minimnya pasokan ikan segar terjadi pada dua bulan terakhir, sehingga berdampak pada harga ikan asin naik.
"Biasanya dari usaha ini saya mampu memproduksi ikan asin mencapai 10 ton lebih dalam sepekan. Tapi sekarang hanya satu ton dalam dua minggu," kata Hanafiah.
Hanafiah mengatakan dengan produksi satu ton dalam dua minggu maka hanya mampu menutupi permintaan pasar lokal.
"Biasanya ikan hasil olahan ini saya distribusikan hingga ke Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Aceh Tengah. Bahkan ke Banda Aceh, tapi sekarang hanya di daerah sini saja," kata Hanafiah.