Bagikan:

JAKARTA - Pada 18 Juli 1986, rekaman video Titanic dirilis ke publik. Video tersebut merupakan rekaman pertama kapal tersebut dalam keadaan menjadi bangkai. Rekaman videonya menakjubkan dalam kejernihan dan detailnya, menunjukkan salah satu tangga megah kapal dan lampu gantung berlapis karang yang berayun perlahan di arus laut.

Melansir History, Sabtu, 18 Juli, pada saat peluncurannya, Titanic adalah kapal laut terbesar yang pernah dibuat. Kapal tersebut berukuran panjang sekitar 274 meter dan 45 meter dari garis air. Dengan desain seperti itu, Titanic dianggap tidak dapat tenggelam karena ukurannya yang besar dan memiliki konstruksi khusus.

Dalam pelayaran perdananya, Titanic membawa lebih dari 2.200 orang, termasuk beberapa orang terkaya dan terkenal di dunia. Pada jam-jam terakhir di 14 April 1912, empat hari setelah berlayar, Titanic yang 'tidak dapat tenggelam' menabrak gunung es.

Tabrakan dengan gunung es dan tenggelam di perairan es Atlantik Utara mengakibatkan kematian sekitar 1.500 orang. Banyak orang yang mengatakan bahwa sebenarnya banyak yang bisa diselamatkan jika kapal itu membawa cukup banyak sekoci. Sekoci yang disiapkan untuk keadaan darurat hanya untuk 1.178 orang, sementara kapal itu sendiri mampu menampung 2.435 penumpang dan sekitar 900 awak kapal.

Tidak sampai 73 tahun kemudian, pada 1985, bangkai kapal Titanic ditemukan. Ahli geologi kelautan Robert Ballard, bersama dengan Jean-Louis Michel dari Institute of Research for Exploitation of the Sea (IFREMER), menemukan sisa-sisa Titanic di 563 km tenggara Newfoundland, 13 ribu kaki di dasar laut. Ballard, yang berasal dari Woods Hole Oceanographic Institute, Massachusetts, mendapat bantuan dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), yang memberinya Argo, sebuah perangkat sonar resolusi tinggi.

Penemuan Ballard menimbulkan kehebohan besar di kalangan masyarakat. Selain itu, penemuan tersebut juga memulai era baru dalam eksplorasi bawah laut dan penelitian ilmiah, terutama seputar topik Titanic. Tahun berikutnya, Ballard kembali ke bangkai kapal, kali ini untuk menyelam ke bawah dengan kapal selam yang diberi nama Alvin. Ia merekam dan memfoto kapal Titanic di bawah laut yang terlihat seperti kapal hantu.

Ballard didampingi oleh Ralph Hollis dan Mark Bowen, untuk menjelajahi bagian dalam kapal. Dua mil di bawah permukaan laut, para penjelajah menemukan waktu yang membeku. Seolah-olah melihat kehidupan di atas Titanic, mereka menemukan kompor pembakaran kayu dan botol-botol sampanye yang tidak sempat dibuka.

Mereka juga menemukan brankas kapal, tetapi akhirnya memutuskan untuk membiarkan semua itu berada di dasar laut. Mereka yakin bahwa puing-puing Titanic tidak akan rusak jika tetap berada di dasar laut.

“Kapal itu adalah bagian yang menyeramkan. Aku bisa melihatnya saat ke dalam dari kaca. Di sekelilingku ada sosok hantu sekoci dan teriakan menusuk serta jeritan orang yang mati kedinginan di air,” kata Ballard. 

Meski bertahun-tahun Ballard mendatangi bangkai kapal, ia tidak menemukan jejak sisa-sisa manusia lainnya. Ia tidak menemukan bahan lembut lainnya yang dapat terdegradasi seperti kayu dan karpet. Ballard juga mengatakan tidak menemukan sisa tubuh manusia yang kemungkinan besar telah dimakan oleh makhluk laut tidak lama setelah kapal itu tenggelam.

“Tidak ada cahaya pada kedalaman yang luar biasa tersebut dan sedikit kehidupan yang dapat ditemukan. Area tersebut adalah tempat yang tenang dan damai. Tempat yang pas untuk sisa-sisa tragedi laut terbesar. Selamanya mungkin tetap seperti itu." tutup Ballard.