Megawati Titip Pesan ke Wakilnya Gibran: Bilang Sama Pak Wali Kota, Jangan Sampai Tenggelam
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan kadernya yang menjabat sebagai kepala daerah menaruh perhatian terhadap sungai di wilayahnya masing-masing. Apalagi, belakangan ini ancaman peningkatan air laut akibat pemanasan global terus menghantui dan berimbas pada meluapnya sungai.

Hal ini disampaikan Megawati saat membuka Pelatihan Dasar Manajemen Bencana dan Pengendalian Operasi Pencarian dan Pertolongan Bagi Pengurus Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD dan DPC di seluruh Indonesia.

"Saya minta para bupati dan kepala daerah dari PDI Perjuangan harus selalu melihat hal ini," kata Megawati yang hadir secara virtual dalam acara tersebut, Selasa, 28 September.

Dia meminta para kepala daerah untuk mengetahui kondisi dan situasi cuaca terkini dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sekaligus juga prediksi ke depan. Hal ini penting untuk mengantisipasi bencana akibat meluapnya air sungai.

"Bayangkan kalau tiba-tiba sungai meluap. Yang terjadi karena air laut meninggi sehingga air sungai meluap tak bisa mengalir ke laut," ujar Presiden ke-5 RI itu.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga sempat menyinggung sejumlah kepala daerah yang hadir seperti Bupati Purbalingga dan Wakil Bupati Kebumen Ristiawati. Dia meminta Ristiwati bertanya kepada BMKG mengenai potensi meluap sungai yang mengalir di wilayahnya.

Sehingga ke depan bisa disiapkan jalur bagi masyarakat. "Pikirkan juga bagaimana jalur bantuan masuk ketika terjadi bencana. Jangan sampai jalur tertutup ketika terjadi bencana. Sehingga bantuan makanan dan lainnya bisa masuk," tegasnya.

Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo juga diminta melakukan hal serupa. Apalagi, wilayah yang dipimpin kadernya itu dialiri Sungai Bengawan Solo.

Bahkan, Achmad Purnomo juga diminta menyampaikan kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk menata wilayah sungai. "Di Surakarta, itu ada Bengawan Solo. Ayo mulai ditata. Bilang ke Pak Walikota (Gibran, red), jangan sampai tenggelam. Semua harus disiapkan," ungkapnya.

Dia mengakui BMKG memang belum sepenuhnya sempurna untuk melaksanakan tugasnya. Tapi, badan tersebut telah bekerja keras untuk menyampaikan informasi terkait potensi daerah.

"Nah para pimpinan daerah harus bergerak jika ada tanda-tanda akan terjadi bencana. Jangan menunggu. Warga juga harus memperhatikan. Kalau air laut naik, sudah dikatakan jangan melaut, ya harus menurut. Jangan menantang laut jika memang misalnya kapal kita tidak mampu," ujar Mega.

Dirinya juga tak mau kepala daerah hanya sekadar melakukan pelatihan tapi juga harus menjalankan praktiknya. Bahkan, Megawati meminta mereka untuk meniru Jepang yang sudah terorganisir dalam menghadapi bencana.

"Para kepala daerah, bergeraklah membuat peta jalan ketika bencana terjadi. Kalau terjadi bencana, kemana jalur evakuasinya. Ini contoh persiapan kita dan bisa dikoordinasikan. Sehingga meminimalkan korban. Saya ingatkan rakyat itu harus diorganisir. Dan itu menjadi tugas kalian semua," katanya.

Sementara terhadap BNPB dan Basarnas, Megawati meminta sosialisasi panduan bencana harus terus dilakukan. Sehingga, saat bencana melanda masyarakat tidak kebingungan.

Bahkan, jika perlu masyarakat dapat dikerahkan untuk jadi pengamat tanda-tanda alam. Namun, mereka harus memiliki kemampuan.

Hal ini, kata Megawati, mencontoh dari warga di Nusa Tenggara Timur yang jadi sukarelawan untuk mengamati ketinggian ombak. "Saya usul agar rakyat dikerahkan untuk menjadi pengamat ombak dan tanda-tanda alam ini. Di NTT ada contoh yang begini dan ternyata banyak membantu orang lain. Yang seperti ini harus kita kerjakan, membudayakan kepada masyarakat bahwa kemauan untuk membudayakan tanggap darurat, reaksi cepat, dan tepat sasaran," ungkapnya.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan secara daring atas kerja sama PDIP dengan Pusdiklat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Basarnas. Seluruh petinggi partai seperti Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan pengurus DPP yaitu Eriko Sotarduga dan Ribka Tjiptaning yang juga Kepala Baguna DPP PDIP, Wasekjen Arif Wibowo dan Sadarestuwati juga hadir.

Tak hanya itu, acara tersebut juga dihadiri Kepala Basarnas Marsdya Henri Alfiandi, Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.