JAKARTA - Polri menyebut pentolan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora bisa dilumpuhkan saat penyergapan setelah kebiasannya diketahui. Dia kerap turun ke pemukiman untuk meminta bantuan masyarakat.
"Dari hasil pendalaman ditemukan bahwa Ali Kalora seringkali turun dan meminta untuk disediakan kebutuhan logistik kepada warga," ujar Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Jumat, 24 September.
Kebiasaan Ali Kalora diketahui setelah Satgas Madago mengumpulkan berbagai informasi sejak awal September. Terlebih, pemetaan pun dilakukan di sepanjang wilayah Poso Pesisir Selatan, Poso Pesisir Utara hingga wilayah Parigi.
Hingga akhirnya, analisa itupun terbukti. Sebab, tepat pada 18 September,Ali Kalora bersama Jaka Ramadhan terdeteksi bakal menjemput barang pesanannya. Di saat itulah, tim satgas menyergap dan menembak mati keduanya.
"Ali Kalora dan Ikrima menjumpai seseorang untuk menjemput barang yang telah dipesan. Selanjutnya, tim melakukan penyergapan sehingga keduanya tertembak dan mati di tempat," kata Aswin.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, Satgas Madago Raya terlibat kontak senjata dengan buronan MIT, pada Sabtu, 18 September. Dalam kontak senjata itu, menewaskan dua anggota teroris.
Satu dari dua anggota MIT yang tewas adalah pimpinan teroris MIT, Ali Ahmad alias Ali Kalora. Sedangkan, satu lainnya dengan identitas Jaka Ramadhan.