Cerita di Balik Pengejaran Ali Kolara yang Sempat Lolos 2 Kali Pengepungan
Barang bukti hasil kontak tembak dengan kelompok teroris MIT Poso, Sulawesi Tengah, Minggu, 19 September (Foto: Mohamad Hamzah/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti TNI dibentuk untuk mengejar dan menangkap 11 DPO Teroris kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora di pedalaman hutan dan pegunungan Poso, Sigi dan Parimo Sulawesi Tengah.

Pasukan Koopsgabsus Tricakti di bawah pimpinan Mayjen TNI Richard T.H. Tampubolon beroperasi secara terkoordinasi dengan Satgas Madago Raya yang mulai efektif bekerja sejak awal Januari 2021.

Pasukan Koopsgabsus TNI mengawali tugasnya di daerah operasi Poso, Parimo dan Sigi.

Tim Analis Koopsgabsus di Poso Kolonel Inf Henri Mahyudi menceritakan, dalam manuvernya, Koopsgabsus Tricakti mengandalkan tim kecil dengan daya gempur tinggi serta memiliki daya jelajah tinggi dan sanggup bermanuver di berbagai medan.

Bahkan cuaca sangat ekstrem harus dihadapi tim untuk mengejar dan menyergap titik persembunyian 11 DPO Teroris Poso tersebut.

"Kelompok Ali Kalora berhasil dikepung pertama kali oleh Tim Chandraca 5 Koopsgabsus dan Satgas Madago Raya di Hutan Taunca pada 2 Februari 2021, namun kelompok Ali Kalora berhasil meloloskan diri sesaat sebelum tim gabungan TNI/Polri tiba di lokasi," tutur Henri, Selasa, 21 September.

Saat itu, aparat gabungan TNI/Polri berhasil menyita berbagai perlengkapan milik kelompok Ali Kalora tersebut.

Perburuan terhadap kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora pun terus dilakukan secara terkoordinasi oleh semua unsur aparat keamanan yang terlibat di lapangan.

Koopsgabsus Tricakti dan Satgas Madago Raya melalui Tim Chandrasa 2 Koopsgabsus, akhirnya berhasil menyergap dan terlibat kontak tembak dengan kelompok Ali Kalora beserta tiga teroris lainnya di Pegunungan Watumatoto, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir pada 1 Maret 2021.

Tim Koopsgabsus berhasil menewaskan 2 teroris Poso dalam penyergapan tersebut, di mana salah satunya adalah Irul alias Khairul yang merupakan menantu Santoso, pimpinan teroris Poso sebelumnya. Satu teroris lainnya yang tewas adalah Alvin alias Samil.

Kelompok Ali Kalora tersebut, lanjut Henri, sempat memberikan perlawanan kepada Tim Chandraca dengan membalas tembakan dan melempar bom rakitan serta bom lontong.

Saat penyergapan tersebut Ali Kalora tertembak di kakinya, namun bersama Jaka Ramadan berhasil melarikan diri dengan cara melompat ke jurang memanfaatkan cuaca gelap di hutan lebat dan lokasi TKP yang sangat jauh dari lokasi pemukiman masyarakat.

"Koopsgabsus TNI bersama Satgas Madago Raya kembali dapat menewaskan dua DPO teroris Poso," tuturnya. 

Keberhasilan itu didapat setelah berhari-hari Tim Tricakti 3 Koopsgabssus TNI menaklukkan medan yang berat dan berhasil mengikuti jejak-jejak pelarian kelompok Qatar di wilayah yang sulit dijangkau baik melalui darat maupun udara di wilayah perbukitan pedalaman hutan Tokasa, Tanahlanto, Kabupaten Parimo.

Teroris Qatar dan Rukli tewas di tempat dalam operasi senyap yang berlangsung pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WITA, Minggu.

"Qatar yang dikenal sadis adalah eksekutor utama teroris Poso. Dia dipanggil Amir atau pimpinan dalam jaringan kelompok teroris Poso tersebut. Hal ini terungkap dalam sejumlah dokumen yang berhasil dibongkar dan dianalisa Tim Analis Koopsgabsus," ujar Henri.

Selama ini, kata dia, Qatar dan Ali Kalora berpisah karena ada ketidakcocokkan dan pertentangan di antara dua pemimpin teroris tersebut.

Kemudian, tim gabungan Satgas Madago Raya berhasil menyergap dan menembak mati teroris bernama Abu Alim enam hari pasca-penyergapan Tokasa pada Sabtu, 17 Juni.

Abu Alim sempat melarikan diri dari sergapan Tim Tricakti 3 dengan cara loncat ke lembah. Ia memanfaatkan cuaca gelap dan hutan lebat di daerah Batutiga, Torue, Parimo.

Melalui operasi yang terintegrasi secara terus menerus, pasukan TNI/Polri Satgas Madago Raya yakni Tim Sogili kembali berhasil menewaskan 2 teroris Poso di Perkebunan dekat dengan perkampungan Dusun Astina, Balinggi, Parimo, pada Sabtu, 18 September. Hasil identifikasi korban tewas adalah Ali Kalora dan Jaka Ramadan.

"Dengan demikian, operasi perburuan yang digelar Satgas gabungan TNI/Polri telah berhasil melumpuhkan tujuh orang DPO Teroris MIT Poso, termasuk tokohnya yakni Qatar dan Ali Kalora dalam periode Januari hingga pertengahan September 2021," papar Henri.

Sementara itu, Pangkoopsgabsus Tricakti Mayjen TNI Richard T.H Tampubolon saat dikonfirmasi mengatakan, hingga saat ini tinggal empat DPO teroris yang tersisa.

Mayjen Richard yang juga menjabat sebagai Komandan Koopssus TNI itu meminta dukungan dari masyarakat agar seluruh DPO teroris bisa segera ditangkap.

 "Mohon doa dan dukungan untuk semua prajurit yang terus agresif dan bekerja keras di lapangan, agar segera dapat menumpas sisa empat DPO teroris lainnya," kata Richard.