Positivity Rate COVID-19 Mingguan di Indonesia Capai Angka Terendah Selama Pandemi
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (Foto: dok BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan kabar baik mengenai persentase kasus positif COVID-19 atau positivity rate pada minggu ini.

Seiring dengan penurunan kasus COVID-19 yang terjadi saat ini, Wiku menyebut angka positivity rate saat ini mencapai yang terendah selama pandemi berlangsung.

"Orang yang positif atau positivity ratenya hanya 2,48 persen. Ini adalah positivity rate mingguan terendah yang pernah kita capai sepanjang pandemi," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa, 21 September.

Wiku menuturkan, seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di indonesia, pemerintah terus berkomitmen meningkatkan jumlah testing di Indonesia agar semakin banyak kasus yang dapat dideteksi.

"Di minggu terakhir, jumlah orang yang diperiksa mencapai 1 juta orang, terus meningkat dari yang sebelumnya berkisar 600 ribu sampai 900 ribu orang," ungkap Wiku.

Wiku bilang, perbaikan kondisi pandemi di Tanah Air bisa terjadi berkat kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam menguatkan penerapan protokol kesehatan 3M dan 3T. Tak lupa, ada peran besar tenaga kesehatan dalam merawat pasien virus corona.

"Perbaikan ini tidak akan tercapai apabila tidak terjalin kerja sama yang baik antara seluruh lapisan masyarakat dan unsur pemerintah. Tentunya juga terdapat peran besar tenaga kesehatan yang selalu bergerak cepat menangani pasien COVID-19," jelas Wiku.

Lebih lanjut, Wiku menyampaikan tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mempertahankan kondisi ideal ini hingga Indonesia dan dunia terbebas dari pandemi dan memasuki endemi COVID-19.

Seperti yang pernah dialami, lonjakan kasus kedua pada Juli lalu telah memberikan banyak pelajaran, salah satunya adalah penanganan COVID-19 saat lonjakan kasus yang lebih mahal, lebih lama, dan lebih memakan korban.

"Untuk itu, upaya terbaik yang dapat kita berikan adalah dengan melanggengkan tren penurunan kasus selama mungkin dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, sedikitpun tidak lengah dan menyepelekan COVID meskipun kasusnya telah turun drastis," ujar Wiku.

"Ingat, lonjaakan kasus terjadi keetika masyarakat mulai lengah dan menganggap kondisi sudah aman, sehingga di situlah peluang COVID menyebar kembali dan meningkat," imbuhnya.