Nakes Korban KKB di Kiwirok Bantah dr Restu Pamanggi Pegang Senpi Saat Diserang Panah dan Sajam
Katrina Sampe salah satu nakes yang mengalami penganiayaan oleh KKB di Kiwirok (ANTARA)

Bagikan:

PAPUA - Dua dari empat tenaga kesehatan yang menjadi korban penganiayaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, membantah berita dr Restu Pamanggi memegang senjata api saat diserang. 

Dengan suara yang tersendat, Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila  menyebutkan kalau mereka adalah korban. Apa yang beredar di luar sana adalah perbuatan keji karena kehadiran nakes di Kiwirok untuk menolong masyrakat. 

"Tidak benar berita yang beredar karena kami semua menjadi korban aksi penganiayaan yang dilakukan KKB," kata Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila di Jayapura, Antara, Senin, 20 September.

Kedua nakes ini dirawat di dalam satu kamar. Kristina Sampe mengakui, saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi, mereka berempat melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang yang ada di dekat puskesmas.

Massa yang merupakan masyarakat Kiwirok ikut mengejar dengan membawa panah dan senjata tajam (sajam) hingga sempat melukai para nakes.

"Kami berempat yakni saya, Katrianti Tandila, Marselinus Ola Atanila dan almarhum Gabriela Meilan lompat ke jurang namun mereka tetap mengejar dan menganiaya," ungkapnya.

Katriana mengaku dirinya terjatuh paling dalam, yakni sekitar 500 meter bertahan dengan minum air hujan selama tiga hari sebelum dievakuasi anggota TNI-Polri," ungkap Katrina Sampe.

Atas kejadian ini, Katriana Sampe yang mengalami luka tusuk benda tumpul di paha ini mengaku tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman.

Katrina Sampe mengaku sudah lima tahun sebagai tenaga honorer kesehatan yang direkrut Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang dan baru kemarin mengalami insiden yang tidak akan dilupakan seumur hidup.

"Saya tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman, karena trauma, " ungkap kedua nakes secara bergantian.

Kapendam XVII Cenderawasih Kol Arm Reza menyatakan, selain mengobati luka yang diderita mereka juga diberi pendampingan dari psikolog agar mengurangi trauma yang dialaminya.

"Kodam XVII Cenderawasih memberikan perawatan dan pendampingan kepada mereka hingga sembuh dan kembali ke keluarganya, " kata Kol Arm Reza.

Empat nakes yang masih dirawat yakni dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa.