Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti menyebut, tidak semua bus gratis yang disiapkan untuk mengatasi antrean kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek terpakai. 

Dari 170 bus, cuma 77 unit yang terpakai atau hanya mengangkut 1.112 penumpang menuju Jakarta. Jumlah tersebut meliputi dari Bogor yakni Stasiun Bogor dan Botani Square sebanyak 935 orang dan dari Stasiun Cikarang, Bekasi sebanyak 177 orang.

"Dari 170 unit bus (gratis) yang disiapkan hanya terpakai 77 unit bus, yaitu di Bogor 65 unit dan di Stasiun Cikarang 12 unit," kata Polana kepada wartawan, Selasa, 14 Juli. 

Polana menyebut, dalam pemantauan di Bogor kemarin pagi, masih ada antrean yang terjadi sejak pukul 05.15 WIB. Namun, semuanya dapat diurai dengan pemanfaatan bus gratis, sehingga sekitar pukul 06.30 WIB sudah tidak ada antrean lagi.

Realisasi bus angkutan gratis tersebut tidak berbeda banyak dengan waktu-waktu sebelumnya. Pada Senin, 15 Juni, ada sebanyak 82 unit bus yang disiapkan dengan realisasi penumpang yang diangkut sebanyak 1.145 orang dan bus yang dioperasikan hanya 75 unit. 

Jumlah tersebut sebagian besar dari Stasiun Bogor yaitu sebanyak 706 orang sedangkan untuk Bekasi dengan keberangkatan Stasiun Tambun dan Stasiun Cikarang sebanyak 166 orang. 

Bus yang disiapkan di Tangerang hampir tidak termanfaatkan karena tidak terjadi penumpukan penumpang KRL sehingga hanya mengangkut 2 orang. 

"Oleh karena itu, untuk selanjutnya di Tangerang tidak lagi disiapkan layanan bus gratis ini. Sebab, ada perbedaan karakteristik pelaju antara Tangerang dan Bogor, Tangerang-Jakarta relatif lebih dekat dan sudah cukup banyak angkutan JR Conn sehingga masyarakat pelaju punya alternatif lain," jelas Polana.

Adapun 170 bus gratis itu disediakan oleh Kementerian Perhubungan dan Pemprov DKI Jakarta. Rinciannya, Kementerian Perhubungan menyediakan 95 bus dengan kapasitas 45 penumpang dan Pemprov DKI menyediakan 75 bus dengan kapasitas 30 penumpang. Sehingga, bus gratis ini bisa menampung 6.525 penumpang.

Siapkan bus lain

Melihat penggunaan bus gratis tidak terpakai seluruhnya namun masih ada kepadatan di stasiun, Polana menyebut pihaknya akan menyediakan bus tambahan sebagai alternatif penggunaan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek yang selalu menumpuk pada pagi dan sore hari. Bus tambahan ini akan disediakan pada Agustus mendatang.

"Dari evaluasi layanan, saat ini sedang dilakukan kajian untuk memperkuat rencana peluncuran layanan tersebut. Bentuk layanan nantinya adalah Bus Jabodetabek Residential Connexion (JR Conn)," kata Polana.

Polana menyebut, titik pemberangkatan dan perhentian layanan Bus JR Conn ini bukan dari Terminal Bus maupun stasiun. Bus JR Conn ditempatkan pada titik yang lebih terjangkau dari pemukiman calon penumpang asal di Bodebek menuju titik tujuan di Jakarta dan sebaliknya.

"Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi penumpukan calon penumpang di stasiun ataupun terminal," ungkap dia.

Polana menyebut saat ini sudah ada perusahaan operator yang bersedia mengisi layanan reguler ini. Persiapan sedang dilakukan. Mengingat trayek yang dijalani oleh bus JR Conn adalah lintas wilayah administratif di Jabodetabek, maka perusahaan perlu mengurus perizinan.

Mengenai tarif, Polana mengakui JR Conn tidak mungkin semurah tarif KRL. Sebab, selama ini, tarif KRL sendiri disubsidi Pemerintah. "Namun, diupayakan masih dalam batas kewajaran dan terjangkau oleh para pelaju," tutur Polana.