Kabar Baik! RS Rujukan di DKI Mulai Buka Lagi Layanan Kesehatan untuk Non-COVID
Photo by Adhy Savala on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Per Senin 20 September, jumlah kasus aktif di Jakarta turun lagi sehingga tinggal 2.558 pasien yang masih dirawat atau isolasi. Karena semakin sedikitnya jumlah kasus aktif, DKI mulai membuka lagi layanan medis non COVID-19 di tiap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang saat ini menjadi RS rujukan COVID-19 secara bertahap.

"Untuk itu (peralihan ke pelayanan non COVID-19), kami berproses secara bertahap seiring perkembangan kondisi pandemi COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota Jakarta.

Proses peralihan telah dimulai dan kini tim sudah turun untuk melakukan penilaian ke RSUD yang sebelumnya fokus menangani pasien COVID-19.

"Tim sudah turun ke rumah sakit, dan secara bertahap kita mengembalikan beberapa rumah sakit untuk memulai layanan non COVID-19," ucapnya.

Widyastui menyebut, langkah tersebut diambil lantaran adanya beberapa tindakan elektif yang tertunda terhadap pasien non COVID-19. Pasalnya rumah sakit sedang fokus pada penyembuhan COVID-19.

"Sehingga beberapa tindakan elektif yang kemarin sempat tertunda bisa kita mulai lagi untuk dilakukan di rumah sakit-rumah sakit," ucapnya.

Meski belum bisa menyebutkan jumlah dan RS mana saja yang akan membuka kembali layanan non COVID-19, Widyastuti menyebutkan nantinya hal tersebut juga akan dilakukan pada rumah sakit koordinasi pemerintah pusat dan juga rumah sakit swasta di Jakarta.

"Tentu rumah sakit kami berkoordinasi dengan teman tingkat pusat dan juga asosiasi rumah sakit swasta yang ada di DKI," tuturnya.

PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 91 positif dan 12.786 negatif. Jumlah kasus positif hari ini merupakan rekor penambahan kasus harian terendah sejak 29 Juni 2020.

Selain itu, dilakukan pula tes Antigen hari ini sebanyak 99.537 orang dites, dengan hasil 131 positif dan 99.406 negatif. Target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.