Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut bahwa saat ini keterpakaian tempat tidur perawatan khusus COVID-19 melewati batas kekhawatiran yakni mencapai 86 persen.

Namun, tingginya keterpakaian tempat tidur disebabkan karena ada 30 persen pasien terkonfirmasi positif dari luar Jakarta yang menjalani isolasi maupun dirawat di ICU milik DKI.

"Faktanya, sampai hari ini tidak kurang dari 24 sampai 30 persen kami ikut melayani warga di luar Jakarta. Jika (pasien non-DKI) dikurangi, mungkin kisarannya tinggal 60 persen atau 55 persen," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Januari.

Namun, Riza mengaku Pemprov DKI tetap melayani pasien yang bukan berasal dari Jakarta. Sebab, ia mamahami bahwa ada pasien dari wilayah penyangga yang memiliki akses lebih mudah jika menjalani perawatan di Ibu Kota.

"Kami selama ini memberikan pelayanan tidak membedakan, seluruh warga Indonesia kami layani secara baik, apakah orang Jakarta maupun non-Jakarta, maka okupansi kami naik sampai 84 sampai 86 persen," ungkap dia.

Melihat hal ini, Riza mengaku pihaknya tengah berupaya meningkatkan fasilitas kesehatan untuk menangani pasien COVID-19, termasuk ketersediaan tenaga kesehatan yang merawatnya.

"Kita upayakan rumah sakit rujukan ditingkatkan sampai 40, bahkan 50 persen lagi. Rumah sakit yang belum menjadi RS rujukan, kami minta, sudah mulai proses menjadi RS rujukan," tutur Riza.

Kemudian, saat ini DKI juga tengah meminta kepada Kementerian Pariwisata untuk bisa menambah fasilitas hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien COVID-19 secara gratis.