<i>World Cleanup Day 2021</i>, Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah Terbanyak, Masuk Rekor Indonesia
Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya (kiri) dan Liana Trisnawati, Ketua Komite Lingkungan Lions Clubs di damping Abnon Jakarta Selatan. (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Kegiatan Aksi bersih-bersih serentak di dunia (World Cleanup Day) kembali digelar Lions Club tahun ini. World Cleanup Day adalah sebuah gerakan sosial yang bertujuan mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk memiliki kesadaran membersihkan, menjaga dan memelihara lingkungan mulai dari diri sendiri, rumah dan masyarakat.

Aksi bersih-bersih tahun ini merupakan aksi bersih-bersih yang keempat kalinya yang dilakukan oleh Lions Club sejak tahun 2017.

"Tema dari Aksi Bersih-Bersih tahun ini adalah PilahSampah dari Rumah yang berarti memberikan edukasi dan kesadaran kepada masyarakat bahwa menanggulangi masalah sampah dapat dilakukan dengan cara memilah sampah dari rumah," ujar Ketua Komite Lingkungan Lions Clubs, Liana Trisnawati di Jakarta, Sabtu 18 September.

Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah menjadi tema WCD tahun ini mengingat situasi dan kondisi masih dalam pandemi COVID 19, sehingga kegiatan aksi bersih bersih ini dilakukan dari rumah masing-masing yaitu masyarakat melakukan pemilahan sampah di rumah kemudian dikumpulkan dan dibawa ke Bank Sampah untuk ditimbang.

Liana menambahkan, Kegiatan Pilah Sampah dari Rumah ini juga menjadi gerakan nasional dengan jumlah peserta sebanyak 300 di kordinir oleh Lions Club Distrik 307 A1 dan Bank Sampah serta perusahaan daur ulang di DKI Jakarta yang diikuti oleh 100.000 orang yang tersebar di enam wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

"Sudah saatnya kita bicara tentang mari kita pilah sampah dari rumah. Bagaimana meningkatkan bank sampah dan bagaimana sampah itu terkelola. Bagaimana sampah jadi bahan baku daur ulang yang mandiri, tidak impor lagi. Mari kita gunakan sampah sebagai sesuatu yangmeningkatkan nilai ekonomi sirkular. Tentu ini semua membutuhkan dukungan semua pihak, seperti yang sudah dilakukan juga oleh Le Minerale yang memang cepat sekali berdiskusi dengan kami dan langsung mengeksekusi kegiatan-kegiatan pemilahan sampah," ujar Rosa Vivien Ratnawati selaku Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) pada sambutannya di acara World Clean Day.

Kegiatan aksi bersih-bersih tahun ini juga terselenggara dengan baik karena adanya kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak lintas sektoral, seperti Produsen Air Minum Dalam Kemasan Le Minerale, Chandra Asri, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI).

Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya mengatakan, ini merupakan tahun kedua keterlibatan Le Minerale dalam World Cleanup Day bersama Lions Club.

"Kami sangat senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dukungan ini merupakansalah satu bentuk komitmen kami dalam menjaga dan merawat lingkungan. Kegiatan ini sejalan dengan visi kami untuk mengedukasi pentingnya memilah sampah dari rumah yang merupakan salah satu kunci sukses agar kegiatan daur ulang dengan konsep sirkular ekonomi bisa berjalan dengan baik dan efisien," papar Ronald.

"Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale berkomitmen mendukung upaya pengelolaan sampah, khususnya menyebarluaskan kebiasaan memilah sampah dari rumah. Selain berpartisipasi secara langsung dalam WCD bersama Lions Club. Le Minerale juga aktif mengedukasi masyarakat melalui pesan layanan masyarakat di beberapa stasiun TV dengan tema edukasi "Pilah Pilih Sampah dari Rumah" yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah secara luas," tambah Ronald.

Pilah sampah dari rumah adalah bagian penting dalam mata rantai ekonomi sirkular untuk meningkatkan tingkat pengumpulan (collection rate), dan kualitas hasil pengumpulan. Peran serta masyarakat dalam pilah sampah akan memdapatkan benefit ekonomi langsung, dengan menjual hasil pilah sampahya ke bank sampah, atau ke titik pengumpulan.

Untuk itu melalui kegiatan aksi bersih-bersih ini diharapkan masyarakat Indonesia makin sadar akan pentingnya memilah sampah dari rumah, dan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan memilah sampah dengan tepat antara sampah organik, sampah plastik, dan sampah kemasan lain akan memudahkan pihak pengepul, pengelola bank sampah maupun pendaur ulang dalam mengelolahnya atau memanfatkannya, serta nilai sampah kemasan plastik jika tidak terkontaminasi dengan sampah organik maka akan bernilai lebih tinggi.

"Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah ini juga mendapatkan penghargaan dari Original Rekor Indonesia (ORI) sebagai prestasi dalam Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah Terbanyak dengan total peserta terbanyak, yaitu lebih dari 100.000 peserta," tutup Liana.