Bagikan:

JAKARTA - Rumor Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka didorong maju pada kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2024 mendatang semakin naik ke permukaan publik.

Partai politik juga diisukan mendukung putra sulung Presiden Joko Widodo itu melompat ke Ibu Kota. Diketahui, Pada Pilkada Solo 2020 pasangan Gibran - Teguh diusung oleh PDIP dengan didukung Gerindra, Golkar, PAN, PKB, NasDem, PPP, PSI, dan Perindo. 

Lantas, bagaimana tanggapan PDIP sebagai partai pengusung? Akan kan partai banteng mendukung? 

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merespons isu Gibran maju DKI 2024. Belum berbicara soal dukung mendukung, PDIP justru mewanti-wanti agar para kepala daerah termasuk Gibran, tidak diganggu kinerjanya dengan rumor elektoral.

"Kita berharap pekerjaan mereka jangan diganggu tawaran dan spekulasi libidial politik," ujar politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno kepada VOI, Kamis, 16 September. 

Hendrawan menegaskan bahwa semua petugas partai, termasuk kader maupun kepala daerah yang diusung saat ini tengah fokus menangani pandemi COVID-19 yang masih menyandera Ibu Pertiwi. 

"Sekarang semua fokus pada kerja-kerja penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi," tegasnya.

PDIP justru gerah dengan isu majunya Gibran di Pilgub DKI mendatang. Pasalnya, gelaran Pilkada 2024 masih jauh.  

"Saya heran yang sudah jelas dibuat kabur. Para pegiat industri politik begitu getol meramaikan panggung sebelum musimnya tiba," tandas Hendrawan.

Sementara, sebagai salah satu partai pendukung Gibran - Teguh di Pilwakot Solo 2020, PKB menanggapi lebih santai. 

Meski tak secara gamblang menjelaskan soal dukungan, namun Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, menilai wacana Gibran maju Pilgub DKI 2024 tentu berkaitan dengan kinerja dan prestasi putra sulung Presiden Jokowi itu. 

"Silahkan saja berwacana. Sebab itu akan berkait erat dan kinerja dan prestasinya sebagai Wali Kota Solo," ujar Jazilul kepada VOI, Kamis, 16 September. 

Terkait soal kelayakan, Wakil Ketua MPR itu menilai pantas-pantas saja apabila Gibran ingin menjajal kursi DKI 1 pada 2024 mendatang. Apalagi, jika Gibran mampu mengukir prestasi di Solo mulai saat ini.

"Ya pantes saja, apalagi kalau prestasi," demikian Gus Jazil.

Tunggu Gibran Berprestasi 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai dorongan untuk Gibran Rakabuming Raka maju Pilgub DKI Jakarta 2024, sangat berlebihan. Sebab, menurutnya, Gibran belum lama menjadi Wali Kota Solo yang prestasinya hingga saat ini belum terlihat.

"Kalau kinerja Gibran masih seperti saat ini, tampaknya beresiko mendorongnya maju Pilgub DKI Jakarta. Karena kapasitas Gubernur DKI Jakarta idealnya setara menteri," ujar Jamiluddin dalam keterangannya kepada VOI, Kamis, 16 September. 

Menurut Jamil, kapasitas Gibran sebagai Wali Kota Solo masih perlu diuji. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu, kata dia, harus mampu membuktikan kinerjanya yang luar biasa dulu sebagai wali kota.

"Jadi biarkan saja Gibran menata kota Solo hingga berakhir masa baktinya sebagai wali kota. Dari situlah akan terlihat layak tidaknya Gibran bertarung pada pilgub DKI Jakarta," katanya.

Senada, Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, menilai Gibran Rakabuming Raja berpeluang besar maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. 

Namun, Wali Kota Solo itu harus ekstra bekerja keras untuk meningkatkan prestasi dan track recordnya sebagai kepala daerah yang kapabel. 

"Gibran cukup besar juga peluang di DKI Jakarta, tapi kita harus lihat juga kompetitornya. Misalnya melawan Anies, kemudian tokoh lain, dia harus bekerja keras dan untuk meyakinkan pemilih atau masyarakat DKI Jakarta," ujar Karyono kepada VOI, Selasa, 14 September. 

Menurutnya, Gibran akan memenangkan kontestasi Pilkada DKI 2024 apabila berhasil menorehkan warisan prestasi selama memimpin Kota Solo. Apalagi. Kata Karyono, Gubernur Anies Baswedan tidak cukup kuat untuk kembali maju di Pilgub DKI mendatang.

"Akan lebih mudah kalau Gibran sudah punya legacy. Sebenarnya Anies kan enggak kuat-kuat banget sebagai gubernur, sehingga peluang Gibran cukup besar," katanya. 

Selain itu, sambungnya, Gibran harus punya terobosan kebijakan konkret yang bisa dilihat oleh banyak orang dan bisa dirasakan masyarakat.

"Jadi tidak sekedar mengandalkan popularitas, tetapi juga harus mengandalkan prestasi, kinerja kapasitas dan kapabilitas," demikian Karyono.