JAKARTA - Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan kesiapannya memberikan bantuan militer kepada Libya. Keduanya sempat melakukan perjanjian keamanan.
"Kami akan melindungi hak-hak Libya dan Turki di Mediterania Timur," katanya di A Haber TV.
"Kami lebih dari siap untuk memberikan dukungan apa pun yang diperlukan untuk Libya," lanjut Erdogan, Minggu, 15 Desember, dikutip Reuters.
Dia menerangkan, Khalifa Haftar, yang memimpin pasukan militer di Libya timur, bukan pemimpin yang sah dan merupakan perwakilan dari struktur ilegal.
Hal itu dikatakan Erdogan setelah bertemu Perdana Menteri Libta Fayez al-Sarraj di di Istanbul.
Perjanjian keamanan dan militer Turki dan Libya dilakukan akhir bulan lalu. Mereka juga meneken sebuah memorandum tentang batas laut, yang dikatakan Yunani melanggar hukum internasional. Perjanjian maritim ini telah dikirim ke PBB untuk persetujuan.
Kemungkinan Turki mengirim 'pasukan reaksi cepat' jika diminta oleh Libya, akan segera dimintai persetujuannya ke Parlemen Turki. Setelahnya, pasukan itu akan dikirim ke Libya.
Sementara di Libya, beberapa hari setelah Haftar yang merupakan panglima Libyan National Army (LNA) mendeklarasikan peperangan, pertempuran terjadi selama 24 jam antara pasukannya dan milisi yang bersekutu dengan pemerintah yang diakui secara internasional.
Pertempuran itu terjadi setelah Haftar, mengatakan nol jam pertempurannya untuk Tripoli telah dimulai, hampir delapan bulan setelah ia mulai ofensif untuk mengambil ibu kota dari GNA, yang didukung oleh PBB.