JAKARTA - DPRD DKI menggelar fit and proper test kepada dua calon wali kota (walkot), yakni Yani Wahyu Purwoko sebagai calon Walkot Jakarta Selatan dan Munjirin sebagai calon Walkot Jakarta Barat.
Dalam fit and proper test, kedua calon walkot dicecar soal permasalahan kota masing-masing oleh Komisi A DPRD DKI dan pimpinan DPRD DKI. Mereka diminta untuk menjawab rencana penyelesaian masalah tersebut.
"Beberapa pertanyaan dan sekaligus PR buat mereka. Ditambah dengan beberapa hal-hal yang krusial yang mungkin belum tercatat di bahan ini, akan menjadi perhatian mereka," kata Ketua Komisi A DPRD DKI Mujiono di Gedung DPRD DKI, Rabu, 15 September.
Hasilnya, DPRD menganggap Munjirin dan Yani layak menjabat sebagai Wali Kota Jakbar dan Wali Kota Jaksel. "Kesimpulannya adalah rekomendasi ke Gubernur bahwa dua orang calon wali kota tadi diputuskan layak," ucapnya.
Kepada mereka, Mujiyono berpesan agar komunikasi antara eksekutif dan legislatif bisa berjalan intensif. Sebab, menurut dia, komunikasi adalah kunci dalam menjalankan amanah sebagai pejabat.
"Satu hal yang perlu dipegang teguh. Jangan sampai enggak mengangkat telepon, siapapun. Kan banyak sekali eksekutif enggak mengangkat telepon kan. Masalah begitu sebaiknya diperbaiki," tutur Mujiyono.
Khusus Jakarta Barat, Mujiyono meminta Munjirin untuk menyelesaikan masalah tingginya angka pengangguran, banjir, dan banyaknya RW kumuh.
BACA JUGA:
"PR berat Jakarta Barat itu soal tingkat pengangguran, paling tinggi tuh. Soal RW kumuh, soal pemecahan Kelurahan Kapuk. Terus, daerah-daerah banjir," ungkap Mujiyono.
Sementara di Jakarta Selatan, Mujiyono meminta Yani menyelesaikan masalah banjir di sejumlah wilayah, akses jalan sempit, hingga penataan stasiun.
"Jakarta Selatan itu yang paling krusial itu adalah Kantor Camat Mampang Prapatan, itu jalannya dua arah tapi sempit. Lalu, daerah banjir. Terus soal penataan (Stasiun) Tebet sama Manggarai," pungkasnya.