Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, menilai penangkapan seorang pria di Blitar, Jawa Timur, akibat membentangkan poster saat iring-iringan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melintas di Jalan Moh Hatta Blitar, Selasa 7 September, terlalu berlebihan. 

La Nyalla menilai pria berinisial S yang merupakan anggota asosiasi peternak ayam, hanya menyampaikan aspirasi. S diketahui membentangkan poster bertuliskan 'Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar'. "Aparat keamanan diharapkan tidak perlu bertindak terlalu represif terhadap ulah seorang peternak ayam petelur yang melakukan aksi membentangkan spanduk saat Presiden Jokowi melintas pada saat kunjungan ke Kota Blitar," demikian keterangan tertulis La Nyalla yang diterima redaksi, Minggu 12 September. 

Menurut La Nyalla, masyarakat memerlukan jalan penyaluran aspirasi atas kesulitan yang dihadapi. Menurutnya, jika seseorang ditangkap karena menyampaikan aspirasi, hal tersebut telah menciderai demokrasi. "Tidak adil rasanya seorang warga yang menyuarakan aspirasinya lalu ditangkap karena dinilai tidak etis," tutur La Nyalla. 

Ilustrasi peternak ayam di Desa Kadireso, Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. (Dok Antara)
Ilustrasi peternak ayam di Desa Kadireso, Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. (Dok Antara)

Terlebih, aspirasi yang disampaikan pria tersebut merupakan persoalan mendesak yang dihadapi para peternak ayam petelur, yang selama ini ikut berjasa menggerakkan perekonomian nasional melalui penyediaan pangan yang baik untuk masyarakat. "Keluhan yang disampaikan peternak itu sekitar masalah melambungnya harga jagung, sehingga menyebabkan kerugian karena penjualan telur ayam cenderung terus menurun," ujar La Nyalla.

Senator asal Jawa Timur itu mengingatkan agar pemerintah menghindari sikap arogan. Menurutnya, aksi penyampaian aspirasi masyarakat yang dilarang dan ditangkap tetapi tidak diberikan solusi akan menjadi bom waktu jika pemerintah sering bertindak keras kepada masyarakat yang ingin menyampaikan keluhannya. "Tindakan si peternak tadi hanya ingin Presiden merespon bahwa harga jagung sangat tinggi dan tidak terbeli. Dia hanya menyampaikan aspirasi, tidak lebih," ujar La Nyalla. 

Ilustrasi peternakan ayam rakyat. (Dok Antara)
Ilustrasi peternakan ayam rakyat. (Dok Antara)

Terlepas dari peristiwa penangkapan tersebut, La Nyalla menilai aspirasi yang disampaikan oleh sang peternak ayam petelur itu amat mendesak untuk ditindaklanjuti.

La Nyalla meminta kepada pemerintah Jokowi untuk merespons persoalan tersebut dengan jalan melakukan langkah-langkah strategis dan stabilisasi harga jagung. "Pemerintah harus hadir untuk masyarakatnya. Jangan sampai terjadi ketimpangan harga. Ketika satu komoditas melambung, lalu yang lainnya merugi. Tugas pemerintah lah yang harus menstabilkan harga komoditi agar sistem ekonominya berjalan secara normal," tutur La Nyalla Mahmud Mattalitti.