JAKARTA - Penggunaan moda transportasi kereta sudah tak memberlakukan penggunaan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) maupun surat tugas lainnya sejak Rabu 8 September, kemarin. Persyaratan penggunaan moda transportasi kereta beralih pada sertifikat vaksin melalui aplikasi PeduliLindungi atau fisik kartu vaksin.
Dari pantauan lapangan, suasana Stasiun Kereta Api Manggarai, Jakarta Selatan, terlihat ramai lancar. Ada tiga orang petugas stasiun yang mengenakan seragam putih memberikan himbauan syarat naik kereta itu.
Mereka kerap memberikan pengarahan kepada beberapa warga yang mengalami kesulitan dalam hal pemindaian kode Aplikasi PeduliLindungi. Penetapan peralihan syarat tersebut mulai diterapkan Sabtu 11 September.
Menurut para penumpang KRL, persyaratan ini dirasa lebih mudah dibanding syarat sebelumnya untuk naik kereta. Hampir seluruh penumpang yang ada di stasiun pun menyambut baik aturan baru tersebut. Mereka mengatakan, penggunaan aplikasi PeduliLindungi lebih mudah dalam segi penggunaan.
"Lebih pilih aplikasi PeduliLindungi sih. Aku pribadi lebih gampang pakai aplikasi Peduli Lindungi karena gak perlu bawa-bawa surat vaksin. Cuma pakai gawai kan," kata Maria saat ditemui wartawan di Stasiun Manggarai, Sabtu 11 September.
Lebih lanjut, wanita asal Bogor itu mengatakan, penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat naik KRL terkesan ekslusif untuk sebagian masyarakat tertentu karena tidak semua warga memiliki spesifikasi gawai yang memadai.
"Cuma kan gak semua orang gawainya mendukung buat aplikasi PeduliLindungi. Jadi mungkin sebagian orang lebih gampang menggunakan STRP atau KTP. Kalau ini kan berarti gawai harus mendukung," ujarnya.
Maria pun mengaku hampir setiap hari ia menggunakan moda transportasi KRL untuk keperluan sehari-hari.
BACA JUGA:
"Tiap hari sih, soalnya aku berangkat pulang kerja pakai KRL," ujarnya.
Sementara Armando (28) beranggapan berbeda. Dia mengaku sedikit khawatir akan data pribadinya. Menurutnya, aplikasi PeduliLindungi mampu mengakses data pribadi seperti koleksi galeri dan kontak si pengguna.
"Sebenernya lebih masalah ke data privasi ya, kan. Kalau saya akses ke aplikasinya harus terkoneksi ke galeri kami, terus ke nomer telpon kami lah. Saya sendiri agak merasa cemas. Karena akhir-akhir ini banyak pencurian data," akunya.
Armando berharap pengelola aplikasi PeduliLindungi dapat mengubah aturan kebijakan dan regulasi yang menyangkut akses ke data pribadi.