"SH juga merupakan anggota Pembina Perisai pada tahun 2017," ujar Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Sabtu, 11 September.
Pembina Perisai merupakan sayap organisasi Jamaah Islamiyah dalam bidang advokasi. Sehingga, sangat kental pernanannya dalam jaringan terorisme. Kemudian, SH juga sempat mengikuti pelatihan militer. Tapi, tak dirinci kapan ketelibatannya dalam pelatihan tersebut.
"Pernah mengikuti latihan militer di Moro, Filipina Selatan," ungkap Aswin.
Selain itu, Aswin juga mengungkapkan SH pernah memberikan infaq sebesar Rp40 juta pada tahun 2013-2015. Infaq itu diserahkan kepada ke teroris lain yang kini sudah ditangkap.
"Diketahui juga SH pernah memberikan infaq sebesar Rp 40 juta pada tahun 2013-2015 kepada Patria melalui Sholeh Habib yang telah tertangkap dalam operasi sebelumnya," tandas Aswin.
BACA JUGA:
-
| BERITA
China Buka Jalur Kereta ke Samudra Hindia, Bisa Kirim Kargo dari Singapura Melalui Myanmar
05 September 2021, 21:51
Sebelumnya, SH disebut merupakan Dewan Syuro jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Sehingga, dalam jaringan teroris itu SH merupakan seorang penasehat. "Ya Dewan Syuro itu yang penasihat gitu. Penasehat JI," ucap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.
SH ditangkap di kediamannya yang berada di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Selain itu, Densus 88 Antiteror juga menangkap tiga terduga teroris lainnya. Dua di antaranya S dan MEK yang ditangkap di kawasan Bekasi Utara. Mereka ditangkap saat sedang dalam perjalanan.
Kemudian yang terakhir beinisial AR. Dia ditangkap di perumahan wilayah Babelan, Bekasi. T alias AR menurut polisi pernah ditangkap pada tahun 2004 karena menyembunyikan AG alias M tersangka bom natal tahun 2000.
“Keterlibatan (T alias AR) Dewan Syuro Jamaah Islamiyah masa amir Parawijayanto,” sebut Kombes Ramadhan.
Tag: kriminalitas teroris densus 88