JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memuji Presiden Joko widodo (Jokowi) yang membangun Jalan Tol Trans Sumatera.
Menurut Hatta, pembangunan ini dapat menciptakan efek berganda atau multiplier effect yang berkontribusi pada peningkatan PDB mencapai Rp900-Rp1.200 triliun.
Secara teoritis, keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera diperkirakan akan meningkatkan kegiatan ekonomi di Sumatera.
"Akan terjadi multiplier effect sehingga dapat diestimasikan kontribusi terhadap peningkatan PDB mencapai Rp900-1.200 triliun, dengan asumsi peningkatan investasi baik infrastruktur maupun investasi lainnya di 8 komoditas andalan Sumatera," ujarnya dalam seminar daring di Jakarta, Antara, Kamis, 9 September.
Dengan demikian, lanjut dia, adanya konektivitas Jalan Tol Trans Sumatera tersebut akan menimbulkan multiplier effect yang dahsyat.
"Bisa dikatakan yang tadinya Pulau Sumatera baru bangun bisa menggeliat, ini bisa lari dengan adanya jalan-jalan tol Trans Sumatera ini," kata Hatta Rajasa.
Dalam paparannya, Menko Perekonomian periode 2009-2014 tersebut mengatakan bahwa kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera meningkatkan serapan tenaga kerja selama masa konstruksi dan setelah konstruksi.
Di samping itu, jalan tol ini juga menghemat waktu yang dapat diberikan setidaknya 50 sampai dengan 55 jam.
BACA JUGA:
Dengan keberadaan jalan tol Trans Sumatera yang membentang dari Lampung sampai dengan Aceh sepanjang 2.800 Km maka akan berdampak pada pemerintah daerah dan swasta (investor) akan membangun feeder ke jalan tol untuk menggali potensi daetrah. Dengan demikian investasi akan meningkat.
Dampak kedua, terbangunnya simpul-simpul logistik yang akan memperlancar pasokan dan dapat menekan biaya logistik. Kemudian dampak ketiga adalah meningkatnya PDB daerah secara signifikan akibat multiplier effect serta dampak berikutnya mendorong kunjungan wisata.
Dampak terakhir dari adanya Jalan Tol Trans Sumatera yakni akan tumbuh kawasan perekonomian baru, dan pusat-pusat permukiman baru yang lebih modern.