KPI Pusat Diminta Lakukan Investigasi, Cari Pegawai Lain yang Bernasib Seperti MS
ILUSTRASI/PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Pakar Psikologi dari Universitas Indonesia Rosmini meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menelusuri ada atau tidaknya pegawai lain yang mengalami tindakan pelecehan seksual dan perundungan atau bullying.

Menurutnya perlu dilakukan setelah adanya pegawai KPI Pusat, MS yang mengaku mengalami dua kejadian itu dari rekan kerjanya yang merupakan seniornya.

"Yang seharusnya dilakukan sekarang adalah menginvestigasi dan melakukan penelusuran apa yang menyebabkan orang ini sampai diperlakukan seperti itu dan pernah tidak ada orang yang mengalami seperti itu (pelecehan seksual dan bullying, red)," kata Rosmini melalui sambungan telepon kepada VOI, Kamis, 2 September.

Jika memang ditemukan ada pegawai lain yang pernah mengalami hal serupa, artinya ada masalah di dalam internal KPI Pusat.

"Misalnya bosnya pilih kasih atau manajemen bagaimana sehingga ada hal yang membuat kok segampang itu orang melakukan hal itu," ujar Rosmini.

Namun, jika baru pertama kali terjadi maka harus didalami lebih lanjut apa penyebabnya.

Selain itu, Rosmini mengatakan tidakan pelecehan seksual dan bullying ini juga harus menjadi perhatian dan mendapatkan penanganan serius. Sebab, bukan tidak mungkin ke depan mereka akan melakukan perilaku serupa kepada orang lain.

Apalagi, merujuk dari pernyataan MS, apa yang dilakukan rekan kerjanya itu sudah tidak wajar.

"Ada perilaku tidak wajar yang dilakukan, yang membuat orang lain tidak merasa nyaman," tegasnya.

"Dan ini kan kantor, bukan tempat mainan anak-anak. Orang yang punya akal sehat tidak akan melakukan itu. Apapun bentuknya, mau iseng-iseng atau apa," imbuh Rosmini.

Hanya saja, ini bukan berarti MS selaku korban harus kemudian didiamkan. Ia meminta korban didalami lebih lanjut apa yang diduga jadi penyebab tindakan rekan kerjanya tersebut.

Tak hanya itu, Rosmini juga mengingatkan bagi para pekerja untuk melaporkan jika melihat rekannya mengalami pelecehan maupun perundungan agar bisa ditindaklanjuti agar kasus seperti ini tidak terulang lagi.

Diberitakan sebelumnya, MS menyebut dirinya menjadi korban pelecehan seksual dan bullying yang dilakukan tujuh rekan kerjanya yang lebih senior.

Salah satu pelecehan seksual yang dialaminya adalah pada 2015 lalu, ketika para pelaku beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, dan melakukan pelecehan.

"(Mereka, red) melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol," ungkap MS dalam pesan berantai yang dia kirimkan karena merasa sebagai jalan terakhirnya.

"Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu," imbuhnya.

Terkait dengan kasus ini, Bareskrim Polri juga turun tangan untuk menyelidiki persoalan ini. Bahkan, tim penyelidik sudah dikerahkan.

Namun, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian belum bisa berkomentar banyak perihal persoalan itu. Ditegaskan, tim yang dikerahkan bakal mencari informasi dan petunjuk terlebih dulu.

Selain itu, MS juga sudah melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Pusat pada Rabu, 1 September malam kemarin. Saaat melapor, dia didampingi Komisioner KPI Pusat Nuning Rodiyah.