Bagikan:

JAKARTA - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, terdapat 53 kabupaten/kota dengan status risiko kenaikan kasus tinggi.

Selanjutnya, ada 177 kabupaten/kota dengan risiko sedang, 185 kabupaten/kota risiko rendah, dan 99 kabupaten/kota tak terdampak. Data ini merupakan pemetaan zona resiko COVID-19 per 28 Juni.

Wiku mengatakan, pemetaan zonasi itu terus berubah seiring berjalannya waktu. Setiap minggunya, kata dia, banyak kabupaten/kota yang berubah statusnya, dari status risiko rendah ke resiko sedang, atau sebaliknya. Perubahan itu terjadi sejak Mei 2020.

"Bahwa dalam Mei 2020 dan berlanjut ke 7 Juni, 14 Juni, 21 Juni, serta 28 Juni 2020 terlihat perubahan dinamika peta zonasi," ucap Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Rabu, 1 Juli.

Pada Mei tercatat sebanyak 46,7 persen kabupaten/kota berada pada zona resiko rendah dan tindak terdampak. Tetapi, sepekan kemudian, pada 7 Juni, persetasenya menurun menjadi 44,36 persen.

Pada pekan kedua, 14 Juni, persentase dua zona itu membaik dengan 56,3 persen. Kemudian, terus meningkat menjadi 58,37 persen di minggu ketiga. Tetapi, pada pekan terakhir di bulan Juni penurunan kembali terjadi sehingga berada di angka 55,44 persen.

"Hal ini menandakan dinamika perubahannya sering terjadi dari waktu ke waktu maka dari itu pemerintah Kabupaten/Kota harus tetap memastikan protokol kesehatan dengan ketat agar kasusnya tidak meningkat dan menurun. Sehingga secara nasional perubahannya makin baik," ungkap Wiku.

Menambahkan, Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan COVID-19 Dewi Nur Aisyah menyebut, dua pekan terakhir perubahan zona resiko COVID-19, terdapat 19 kabupaten/kota dari risiko tinggi berubah menjadi risiko sedang. Kemudian sebanyak 14 kabupaten/kota dari risiko sedang menjadi risiko tinggi.

"Sekitar 31 kabupaten dan kota dari risiko sedang berpindah ke risiko rendah. Ada satu kabupaten atau kota dari risiko rendah ke risiko tinggi," kata Dewi.

Lalu, sekitar 37 kabupaten/kota dari risiko rendah menjadi risiko sedang. Terakhir tercatat 7 kabupaten/kota dari risiko rendah menjadi tidak ada kasus baru.

"Artinya ini termasuk daerah di mana tidak ada penambahan kasus COVID-19 dalam 4 minggu terakhir dan angka kesembuhan mencapai 100 persen," pungkas Dewi.