JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) memaparkan, terjadi penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.198 pasien per Minggu, 28 Juni pukul 12.00 WIB. Total kasus positif menjadi 54.010 orang.
Provinsi dengan jumlah kasus baru terbanyak hari ini adalah Jawa Timur dengan 330 kasus baru. Jawa Timur juga telah menjadi provinsi dengan akumulasi total kasus tertinggi yakni 11.508 kasus. Jawa Timur telah menyalip DKI yang selama ini menjadi provinsi dengan kasus terbanyak.
Kemudian, provinsi dengan kasus baru tinggi lainnya berada di Sulawesi Selatan dengan 192 kasus dan total 4.807 kasus. Lalu,Jawa Tengah dengan 188 kasus baru dan total 3.482 kasus. DKI Jakarta dengan 125 kasus baru dan 11.114 total kasus. Sementara, Kalimantan Selatan melaporkan 73 kasus baru dan 3.003 total kasus.
Dari 34 Provinsi yang melaporkan, ada 20 provinsi melaporkan kasus baru di bawah 10. Dari provinsi tersebut, 9 di antaranya melaporkan bahwa hari ini tidak ada penambahan kasus baru.
Kemudian, pasien meninggal hari ini bertambah 34 orang, sehingga menjadi 2.754 pasien. Ada penambahan sebanyak 1.027 pasien sembuh, sehingga total menjadi 22.936 pasien. Beberapa penambahan kasus yang cukup signifikan yaitu dari provinsi Papua hari ini melaporkan 26 kasus baru dan 335 kasus sembuh.
"Data ini sebenarnya adalah data yang sudah kita collect dari kemarin, namun belum terkonfirmasi secara orang perorangan, hanya masih berupa data agregat, dan hari ini sudah bisa diselesaikan secara administratif," kata Yuri di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu, 28 Juni.
Lebih lanjut, total spesimen yang sudah diperiksa sebanyak secara akumulatif sebanyak 770.600. Rinciannya, 752.210 spesimen diperiksa menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan 18.390 spesimen diperiksa menggunakan tes cepat molekuler (TCM).
Pemeriksaan ini dilakukan di 121 laboratorium RT-PCR aktif, 101 laboratorium TCM, dan 262 laboratorium jejaring. Tingkat kasus positif sebesar 11,8 persen dari seluruh pemeriksaan yang dilakukan.
Kemudian, data pasien dalam pengawasan (PDP) yang saat ini masih diawasi mencapai 14.712 orang. Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dipantau mencapai 47.658.
Yuri menjelaskan, kebanyakan kasus baru yang muncul menggambarkan masih ada sumber penularan di masyarakat yang masuk dalam orang tanpa gejala (OTG) namun membawa virus corona di dalam tubuhnya.
"Mari kita pahami bersama bahwa penambahan kasus ini menggambarkan bahwa disiplin kepatuhan untuk melaksanakan protokol kesehatan masih belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik. Artinya, masih ada orang yang sakit yang terkonfirmasi positif tetapi tidak melaksanakan isolasi diri dengan baik," tutur Yuri.
Berdasarkan perhitungan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, menjelaskan bahwa seseorang yang membawa virus namun tidak menggunakan masker dapat menularkan virus corona 100 persen.
Sementara, jika orang yang sakit membawa virus tidak menggunakan masker, dan menjalin kontak dekat dengan orang lain yang menggunakan masker, penularan akan turun menjadi sekitar 70 persen.
Kemudian, apabila orang yang yang membawa virus ini menggunakan masker dan orang lain disekitarnya tidak menggunakan masker, maka penularan akan turun menjadi sekitar 5 persen. Namun, apabila dua-duanya menggunakan masker, maka kemungkinan penularan turun drastis menjadi 1,5 persen.
"Inilah yang meyakinkan kita bahwa menggunakan masker adalah cara yang paling tepat. Gunakanlah masker secara benar, menutup hidung dan mulut dengan baik. Ini yang harus menjadi perhatian kita bersama," jelas Yuri.