Bagikan:

JAKARTA - Hampir delapan juta masyarakat Brasil kehilangan pekerjaan selama pandemi COVID-19. Selasa, 30 Juni, badan statistik negara tersebut merilis data yang menunjukkan catatan rekor terburuk sepanjang sejarah survei pekerja.

Laporan trimester Institut Geografi dan Statistik Brasil, IGBE, mencatat rekor 7,8 juta orang telah kehilangan pekerjaan. Dari jumlah itu, 5,8 juta orang merupakan pekerja di sektor informal.

IGBE mencatat jumlah orang yang masih bekerja pada akhir Mei hanya 49,5 persen. "Untuk pertama kalinya dalam rangkaian survei sejarah, tingkat pekerjaan di bawah 50 persen," tulis IBGE dikutip CNN.

Hal itu belum pernah terjadi sejak pengumpulan data pertama kali pada 2012. "Ini artinya kurang dari setengah populasi usia kerja yang bekerja," kata analis IGBE Adriana Beringuy.

Mengancam resesi

Untuk diketahui, usia minimal angkatan kerja Brasil adalah 14 tahun. Sementara, jumlah total angkatan kerja Brasil adalah 85,9 juta orang.

Sementara itu, tingkat pengangguran di negara Amerika Latin yang ekonominya paling besar itu naik menjadi 12,3 persen pada akhir Mei dan berdampak pada 12,7 juta orang. Angka itu tertinggi sejak 2018 periode ketiga.

Ekonom khawatir keadaan ini mendorong resesi ekonomi bersejarah di Brasil karena virus corona. Pandemi telah menghancurkan ekonomi yang sedang tumbuh.

Sementara itu, Bank Sentral Brasil memperkirakan penurunan PDB sebesar 6,4 persen pada tahun ini. Sementara IMF lebih pesimis dengan memprediksi bahwa penurunan akan mencapai 9,1 persen pada 2020. 

Kasus-kasus COVID-19 di Brasil terus meroket setiap hari. Negara ini telah mencatat lebih dari 1,3 juta kasus menurut Johns Hopkins University. Angka itu merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.