Kementerian ESDM Kembangkan Pemanfaatan Batu Bara untuk Dukung UMKM
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melakukan transformasi, agar kontribusi batu bara ke depan optimal sesuai dengan perannya. Salah satu yang akan dilakukan adalah pengembangan pemanfaatan batu bara untuk digunakan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan mutu batu bara sehingga value atau kadarnya bisa memenuhi kebutuhan sertifikasi yang ada di Indonesia maupun yang lain.

Lebih lanjut, Sujatmiko mengatakan, pihaknya sedang mencoba untuk mengembangkan pemanfaatan batu bara untuk UMKM. Hal ini dilatarbelakangi masih banyaknya UMKM yang mengunakan kayu sebagai bahan bakar untuk produksi.

"Batu bara bisa dibagi, kami menyadari bahwa banyak UMKM selama ini kan membakar pakai kayu. Bahkan di beberapa tempat kami dapat informasi membakar menggunakan plastik untuk pembuatan bahan-bahan yang dia produksi. Ini kan sangat dilarang oleh lingkungan," tuturnya, dalam diskusi virtual, Selasa, 30 Juni.

Menurut Sujatmiko, salah satu yang sedang dikembangkan adalah mengubah batu bara padat menjadi cairan. Kemudian cairan tersebut dibentuk sehingga menyerupai sifat fisik minyak bumi.

Lebih lanjut, kata Sujatmiko, jika pengembangan batu bara ini bisa berhasil dan dapat digunakan dengan mudah oleh seluruh UMKM, maka akan menjadi salah satu alternatif ke depannya.

"Nah ini kan apabila kita bisa menyedikan tiket yang bisa user friendly dan penggunaannya tidak merepotkan. Kami yakin batu bara akan menjadi salah satu alternatif untuk UMKM," katanya.

Sujatmiko menjelaskan, berdasarkan data Kementerian ESDM Indonesia mempunyai 149 miliar ton sumber daya batu bara. Namun, tidak semua dapat dilakukan penambangan. Hal ini karena infrastruktur belum memadai. Sementara yang sudah bisa dilakukan penambangan sekitar 37,6 miliar ton.

"Sumber daya artinya ada batu bara namun karena mungkin lokasinya saat ini sulit diakses sehingga belum bisa dijadikan cadangan. Belum bisa kita rencanakan untuk penambangannya. Maka sumber daya ini harus diteliti lebih lanjut, ditingkatkan statusnya menjadi cadangan," tuturnya.