Hingga Mei, Produksi Batu Bara Capai 42 Persen di Tengah Pandemi COVID-19
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, prospek batu bara ke depan bisa sangat baik. Hal ini terbukti dengan realisasi produksi yang dihasilkan hingga Mei 2020 yang mencapai 42 persen.

Sujatmiko mengatakan, pihaknya optimis target 2020 akan tercapai 100 persen meskipun saat ini pandemi COVID-19 tengah melanda dunia termasuk Indonesia.

"Kita rencanakan tahun ini 550 juta ton dengan Domestic Market Obligation (DMO) 155 juta ton. Realitas sampai dengan bulan Mei untuk produksi kita kurang lebih 228 juta ton atau 42 perse. Tujuh bulan ke depan rasa-rasanya target 550 ini produksi bisa kita capai," tuturnya, dalam diskusi virtual, Selasa, 30 Juni.

Lebih lanjut, Sujatmiko mengakui, pandemi memang memperngaruhi pemakaian batu bara di dalam negeri. Dari 228 juta ton ini yang dipakai dalam negeri saat ini sekitar 43,75 juta ton kurang lebih 28 persen dari target 100 persen sampai akhir tahun.

"Karena kondisi pandemi ini banyak industri yang enggak jalan, maka permintaan listrik memang turun, akibatnya pemakaian batu bara untuk umum juga turun. Maka DMO kita baru capai 28 persen," jelasnya.

Namun, Sujatmiko meyakini, DMO akan semakin meningkat ke depan. Hal ini karena pemakaian energi listrik juga akan berkembang.

"Apalagi nanti kalau kita bisa memberikan semacam garansi bahwa batu bara juga bisa memenuhi kebutuhan energi dan juga demand. Dengan full teknologi maka masa depan batu bara penggunaan dalam negeri masih bisa kita perpanjang dan kita amankan," tuturnya.

Sujatmiko mengatakan, bahwa pemanfaatan batu bara dalam negeri paling banyak diserap oleh listrik sekitar 70 persen atau 109 juta ton. Kemudian sektor semen menyerap 10 persen atau 14,54 juta ton, pengelolaan dan pemurnian 16,52 juta ton atau 11 persen, tekstil dan kertas masing-masing 4 persen. Sementara pupuk 1 persen atau 1,73 juta ton.

"Bagaimana kondisi batu bara kita dengan adanya COVID-19? Saya sampaikan hari ini bahwa walaupun di listrik turun, alhamdulillah kebutuhan batu bara untuk smelter bagi on streaming ini meningkat. Artinya ada ceruk baru kita menerima kebutuhan batu bara di dalam negeri," jelasnya.