Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Kota Surabaya memastikan nenek Rumiyah (78) warga Kalimas Hilir, Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian sudah mendapatkan bantuan sosial (Bansos).

Camat Pabean Cantian, Dewanto Kusumo Legowo mengatakan sebelum ramai di media, pihak kecamatan hingga jajaran Dinas Sosial Surabaya sudah mengetahui keberadaan nenek Rumiyah.

"Itu temuan kami, bahwa ada warga yang membutuhkan bantuan. Saya minta lurah-lurah untuk turun untuk berkoordinasi dengan RT/RW. Bahkan, nenek tersebut sudah didatangi jajaran pemkot dan sudah diberi bantuan," kata Camat Pabean Cantian Surabaya Dewanto Kusumo Legowo dilansir Antara, Minggu, 29 Agustus.

Diketahui Nenek Rumiyah mengalami sakit parah dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Kedua kaki nenek tersebut melipat dan badannya kurus hingga terlihat tulang-tulang tubuhnya yang terbungkus kulit yang keriput karena usia. Kondisi memprihatinkan itu sudah berlangsung lebih setahun yang lalu.

Keluarga nenek Rumiyah sudah berusaha mengobati dengan membawa ke pengobatan alternatif di Probolinggo. Namun karena pandemi COVID-19 dan sang putra terkena putus hubungan kerja (PHK), sehingga tidak lagi mampu membawa ibundanya ke pengobatan alternatif tersebut.

Menurut Dewanto, setelah adanya informasi bahwa ada seorang nenek yang membutuhkan bantuan, akhirnya tim dari Dinsos, kecamatan, kelurahan dan jajaran lainnya turun bersama-sama untuk melakukan penelusuran pada Jumat (27/8).

Hasilnya, nenek itu ternyata tinggal bersama anak dan menantunya dalam satu rumah, dan kamar nenek ini sudah ada sendiri. "Pada saat itu, Pak Kadinsos juga sudah menitipkan sembako dan vitamin untuk nenek Rumiyah," kata dia.

Ia juga memastikan bahwa anak dan menantunya yang sudah lansia juga sudah mendapatkan bantuan makanan untuk lansia dari Pemkot Surabaya. Nenek ini belum dapat dan langsung diproses untuk mendapatkan makanan juga.

"Mulai hari Sabtu, 28 Agustus kemarin, Insya Allah nenek Rumiyah akan terus mendapatkan permakanan, karena itu yang diharapkan anaknya," katanya.

Dewanto juga menjelaskan bahwa anak dan menantu nenek Rumiyah itu sudah masuk dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sehingga otomatis nenek Rumiyah juga masuk dalam MBR karena nenek Rumiyah ikut KK anaknya, dan posisi si nenek dalam KK itu adalah anggota keluarga.

"Keluarga ini sudah mendapatkan bantuan PKH dari Kemensos, dan bantuan PKH itu dilihat per-KK atau perkeluarga, bukan per-NIK dalam KK. Jadi, nenek ini memang tidak mendapatkan langsung bantuan dari Kemensos, tapi kepala keluarganya dapat, karena nenek ini anggota keluarga," ujarnya.

Selain itu, ia memastikan satu keluarga dalam KK ini sudah mendapatkan bantuan BPJS Kesehatan BPI selama ini. Bahkan, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan jajaran puskesmas supaya melakukan kunjungan ke rumah nenek Rumiyah, sehingga nenek Rumiyah itu bisa diperiksa lebih lanjut kesehatannya.

"Teman-teman kelurahan juga sudah menyiapkan proposal untuk perbaikan rumahnya, sehingga diharapkan nenek Rumiyah ini nanti dapat program bedah rumah dari Pemkot Surabaya. Pada intinya, kami langsung bergerak cepat membantu nenek Rumiyah ini," katanya.

Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah pada saat mengunjungi nenek Rumiyah di kediamannya, Sabtu, 28 Agustus mengatakan, nenek Rumiyah telah terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) namun belum terdaftar di MBR. Karena kedua sistem ini tidak saling terkoneksi, maka bantuan dari pemerintah tidak pernah diterima.

Pertama dan terakhir bantuan yang dia terima adalah Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) pada Maret 2021. Sebelum dan setelah itu tidak pernah mendapat bantuan, termasuk dari Pemkot Surabaya.

"Saya mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya Pak Eri Cahyadi, yang meminta anak buahnya turun lapangan. Karena masih banyak nenek Rumiyah lainnya di Surabaya yang belum tersentuh bantuan dari pemerintah. Ini tugas bersama semua lapisan birokrat. Kemudian setelah tahu, juga jangan acuh. Tapi harus responsif," katanya.