Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi sudah menyetujui vaksin Sinovac dan Sinopharm. Saat ini ada empat vaksin yang disetujui untuk digunakan di Kerajaan yakni, AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson dan Moderna.

Sebelumnya, keberangkatan jemaah umrah Indonesia terganjal pengakuan Arab Saudi atas kedua vaksin tersebut.

Hanya saja, meski kini telah disetujui, Kementerian Agama RI menyatakan pemerintah Arab Saudi belum membuka pelaksanaan ibadah umrah dari luar negeri termasuk Indonesia. Sehingga, persoalan vaksin bukan menjadi penyebab Indonesia belum mendapatkan kuota mengunjungi Tanah Suci.

Lantas apabila Arab Saudi sudah membuka kuota untuk luar negeri, bagaimana jemaah umrah Indonesia yang mendapatkan dosis kedua vaksin tersebut? Apakah harus mendapat dosis ketiga menggunakan Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson maupun AstraZeneca?

Menanggapi pertanyaan tersebut, Kapuskes Haji Kemenkes RI Budi Sylvana, menjelaskan pemerintah Indonesia akan memberikan apa pun yang terbaik bagi para calon jemaah umrah yang dapat berangkat ke tanah suci. Termasuk soal vaksinasi sebagai syarat.

"Saya tidak berani berandai-andai, namun pemerintah dalam hal ini pasti akan memberikan yang terbaik bagi penyelenggara haji dan umrah. Kalau ditanyakan memberikan vaksin yang lain atau seperti apa pastinya yang terbaik akan diberikan oleh pemerintah," ujar Budi dalam Webinar yang diselenggarakan AMPHURI, Kamis, 26 Agustus.

Menurutnya, soal pemberian vaksin ketiga, Kemenkes juga harus berkonsultasi dengan KCPPEN dan semua pihak yang terkait sehingga nanti pelaksanaan haji dan umrah khususnya yang dipersyaratkan itu bisa berjalan baik.

"Jangan sampai ini juga menjadi gejolak karena nanti misalnya ada pengecualian terhadap haji dan umrah, yang lain akan mempertanyakan, seperti itu. Jadi yang jelas kita akan berikan yang terbaik," ungkap Budi.

"Jika memang dibutuhkan (vaksin dosis ketiga, red) kita akan beri yang terbaik. Namun saat ini kita fokus mempertahankan agar Sinovac dapat berlaku di Saudi. Karena cukup banyak juga warga kita," sambungnya.

Budi menambahkan, pihaknya masih memerlukan data untuk memberikan vaksin booster bagi para calon jemaah. Dia menegaskan, sejauh ini vaksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin yang terbaik untuk melindungi diri dari COVID-19.

"Jika misalnya data itu sudah ada di kami, kita bisa mempertimbangkan pemberian vaksinnya. Tapi kan data belum ada di kami. Yang penting cepat dulu memberikan vaksinasi ini. Jadi vaksin yang terbaik bagi Indonesia adalah yang tersedia saat ini. Semua digunakan Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson semua digunakan di Indonesia," kata Budi.