Bagikan:

MEDAN - Rekaman video yang menunjukkan seorang wanita yang menangis viral di media sosial. Dari hasil penelusuran, wanita bernama Gemiati merupakan warga Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. 

Wanita yang menjadi single parent sejak tahun 2015 itu mengaku tidak pernah menerima bantuan dan manfaat dari program keluarga harapan (PKH). 

Padahal, Gemiati sudah terdaftar dan memegang kartu keluarga sejahtera sejak tahun 2017. Bahkan, saat dicek di situs Kementerian Sosial, Gemiati terdaftar sebagai penerima manfaat PKH.

Dengan wajah lesu, Gemiati  menceritakan masalah yang dihadapi. Dengan mata berkaca-kaca, Gemiati hanya bisa melihat para tetangga dan penerima manfaat PKH lainnya pulang dengan membawa bantuan berupa beras, telur, buah.

"Saya nggak pernah dapat, orang itu (anggota PKH lain) pulang dengan membawa bantuan berupa beras, telur, buah. Awak cuma bawa air mata lah pulang," ucap Gemiati sambil terisak dalam video itu, Rabu, 25 Agustus. 

Tetapi, keresahan yang mendalam baginya yaitu melihat ijazah anaknya yang tertahan di sekolah selama 2 tahun akibat belum ada biaya untuk menembusnya.

"Ijazah (anak) pun terpendam di sekolah. Anak saya mau kerja susah, gara-gara nggak dapat bantuan," sebutnya. 

Dalam narasi video itu, wanita tersebut hanya ingin menerima bantuan yang sudah seharusnya dia terima.

"Awak (saya) berharap itu (bantuan) dapat. Kayak awak gini nggak mampu kan awak berharap gitu. Kadang di grup (PKH) ini, ada yang bilang ibu jangan berharap. Kok gitu dia sebagai pendamping (PKH)," ungkapnya. 

Postingan itu sudah 23.866 kali dilihat dan mendapatkan seratusan komentar. Salah satunya dari Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman dengan akun @bungauliarachman.

Dalam komentarnya, Aulia meminta kepada pemilik akun yang mengunggah video agar mengirimkan alamat lengkap wanita tersebut. 

"Tolong DM alamat lengkap si Ibu, biar dicek dan di ketahui kenapa si ibu tidak mendapatkannya," tulis Aulia Rachman dalam komentarnya. 

Terpisah, Kabag Prokopim Pemkot Medan, Arrahman Pane saat dikonfirmasi mengaku akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait. 

"Nanti akan saya tanyakan ke yang berwenang. Saya koordinasikan," kata Arrahman kepada VOI.