Lewat NIK, Dukcapil Bisa Tahu Ada Penerima Bansos Tapi Bermobil
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh/FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) ternyata bisa untuk mengecek bantuan pemerintah untuk masyarakat tak mampu, termasuk bantuan sosial (bansos) tepat sasaran atau tidak.

Hal ini disebabkan karena sejumlah kementerian/lembaga mulai memadankan atau mengecek data mereka dengan data NIK yang dimiliki oleh Dukcapil Kemendagri.

"Kalau kita lihat ada satu proses integrasi antara kementerian/lembaga yang menyelenggarakan program sosial atau program lain berbasis NIK. Misalnya dari Kemensos, Kementerian Agama, Kemendikbudristek. Data ini kemudian sudah kita lakukan pemadanan dan pencocokan," kata Zudan dalam diskusi daring yang ditayangkan di YouTube KPK RI, Kamis, 19 Agustus.

Dari data ini, biasanya sistem akan mengetahui jika ternyata penerima bansos seringkali mereka yang tak perlu bantuan karena bukan masyarakat yang tidak mampu. "Kita bisa tahu dalam sistem kita tampak satu penduduk ini punya mobil, punya bantuan apa, dapat bantuan apa. Itu sudah bisa kelihatan," ujar Zudan.

Dia mengatakan Dukcapil dan kementerian/lembaga yang berkaitan dengan pemberian bantuan akan memilah masyarakat mana yang memang perlu dibantu. Apalagi, selama ini sering terjadi masyarakat yang ternyata berkecupan karena memiliki dua kendaraan bermotor ternyata mendapatkan banyak bantuan dari pemerintah.

"Contoh, dia punya dua kendaraan bermotor satu motor dan satu mobil tapi dia menerima bansos PKH, PBI, BPJS Kesehatan, dia masuk DTKS, dan dia juga menerima subsidi listrik PLN," ungkapnya.

"Nah, kita lihat juga ada yang dia menerima PKH ada PBI, masuk DTKS, dia juga BPNT, bantuan sosial beras dan seterusnya," imbuh Zudan.

Ke depan, Dukcapil bersama kementerian/lembaga terkait akan terus mengembangkan sebuah sistem yang bisa memilah hal semacam ini. Tujuannya agar bantuan yang diberikan bisa sampai kepada mereka yang memang membutuhkan.

"Nanti kita bisa terus melakukan sebuah sistem yang bisa memilah dan memilih agar ada ketepatan atau lebih akurat lagi di dalam pemberian bantuan sosial. Tapi tentu saja ini butuh bantuan kita semuanya," pungkasnya.