7,68 Juta Orang Tewas Karena Merokok: China Duduki Peringkat Pertama, Indonesia ke Lima
Ilustrasi rokok (Unsplash/@hamza82359)

Bagikan:

JAKARTA - Sedikitinya 7,69 juta orang meninggal karena berbagai penyakit yang disebabkan merokok, sebut tim penelitian awal tahun ini, namun belum menghitung kematian akibat asap rokok.

Melansir Kyodo News 15 Agustus, tim peneliti internasional menemukan pada tahun 2019 lalu, jumlah perokok di dunia mencapai 1,1 miliar orang, dengan jumlah rokok yang dikonsumsi per tahun mencapai 7 triliun batang, dalam penelitian yang dimuat di jurnal medis 'Lancet' yang diterbitkan di Inggris.

China menyumbang jumlah kematian terbesar dengan sekitar 2,42 juta orang, hampir 30 persen dari total dunia, diikuti oleh India pada 1,01 juta, Amerika Serikat pada 530.000, Rusia pada 290.000, Indonesia pada 250.000 dan Jepang dengan sekitar 200.00 kematian.

Angka kematian Jepang adalah yang tertinggi keenam dalam studi tersebut, yang menganalisis data dari lebih dari 3.000 survei kesehatan yang mencakup lebih dari 200 negara dan wilayah.

Meskipun tingkat merokok berada pada tren menurun di negara maju, sebaliknya jumlah perokok meningkat di negara berkembang termasuk di Afrika, di mana populasinya berkembang pesat.

Penyakit paling umum yang secara langsung menyebabkan kematian di kalangan perokok adalah penyakit jantung iskemik, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, dan stroke.

Merokok diketahui meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Namun perlu digaris bawahi, perkiraan tersebut tidak termasuk kerusakan kesehatan yang disebabkan oleh asap rokok.

Tim juga menemukan bahwa 87 persen kematian terjadi pada orang yang terus merokok, dan hanya 6 persen adalah orang yang telah berhenti merokok lebih dari 15 tahun sebelum kematian mereka, yang menunjukkan efektivitas berhenti merokok.

Karena industri tembakau telah mengembangkan strategi pemasaran yang menargetkan kaum muda, untuk mempromosikan barang-barang seperti rokok beraroma dan rokok elektrik.

Tim tersebut mengatakan pelarangan penjualan produk tersebut akan membantu mengurangi jumlah perokok muda, dan menyerukan langkah-langkah seperti mengenakan pajak tembakau yang lebih tinggi dan pembatasan iklan.