Susul Angin Prayitno, Kasubdit Kerja Sama dan Dukungan Pemeriksaan Ditjen Pajak Ditahan KPK
Jumpa pers KPK

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Kepala Subdirektorat Kerja Sama dan Dukungan Pemeriksaan pada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Dadan Ramdani. Dia merupakan tersangka kasus dugaan suap terkait pemeriksaan pajak pada 2016-2017.

"Penahanan dilaksanakan selama 20 hari pertama terhitung mulai tanggal 13 Agustus 2021 sampai dengan 1 September 2021," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube KPK RI, Jumat, 13 Agustus.

Dadan akan ditahan di Rutan KPK Cabang Kavling C1 namun dia akan lebih dulu menjalankan isolasi mandiri guna mencegah penularan COVID-19.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan dua pejabat di Direktorat Jenderal Pajak sebagai tersangka yaitu Direktur Pemeriksaan dan Penagihan pada Ditjen Pajak Tahun 2016-2019 Angin Prayitno Aji dan Kepala Subdirektorat Kerjasama dan Dukungan Pemeriksaan Ditjen Pajak Dadan Ramdani.

Angin saat ini sudah ditahan lebih dulu sejak 4 Mei lalu. Penahanan dilakukan di Rutan KPK Cabang Gedung Merah Putih sejak 4 Mei lalu.

Selain itu, KPK juga menetapkan empat tersangka lainnya dalam dugaan suap ini. Mereka adalah tiga konsultan pajak yaitu Ryan Ahmad Ronas, Aulia Imran Maghribi, dan Agus Susetyo serta seorang kuasa wajib pajak yaitu Veronika Lindawati.

KPK menjelaskan Angin bersama Dadan diduga melakukan penerimaan uang sebanyak tiga kali pada 2018-2019. Pada Januari-Februari 2018 terjadi penerimaan uang sebesar Rp15 miliar yang diserahkan oleh perwakilan PT GMP yaitu Ryan Ahmad dan Aulia Imran.

Selanjutnya, penerimaan juga dilakukan pada pertengahan tahun 2018 sebesar 500 ribu dolar Singapura yang diserahkan oleh Veronika Lindawati sebagai perwakilan PT BPI. Angka ini merupakan sebagian dari komitmen yang telah disetujui yaitu Rp25 miliar.

Penerimaan uang terakhir, terjadi pada Juli-September 2019. Uang ini diterima dari perwakilan PT Jhonlin Baratama, yaitu Agung Susetyo senilai 3 juta dolar Singapura.