Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politik Yunarto Wijaya menganggap pemasangan baliho oleh politikus PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartato bisa jadi bumerang buat diri mereka sendiri.

"Pilihan menggunakan baliho yang orang tahu itu menggunakan dana miliaran, itu akan menjadi efek bumerang dalam situasi krisis sulit seperti sekarang ini," kata Yunarto dalam pemaparan survei virtual, Kamis, 12 Agustus.

Yunarto memandang, Puan dan Airlangga salah langkah jika ingin menaikkan elektabilitas politiknya dengan menggelontorkan uang besar demi memajang baliho di mana-mana.

Sebab, saat ini pandemi COVID-19 berlangsung dan banyak kondisi perekonomian masyarakat yang terpuruk akibat pandemi. Menurut Yunarto, lebih baik, uang yang dikucurkan untuk pemasangan baliho digunakan untuk membantu rakyat memulihkan ekonominya.

"Kenapa tidak digunakan untuk membantu masyarakat yang sulit? Apalagi kedua-duanya merupakan pengambil keputusan yang memiliki akses besar dengan partai. Jadi, saya pribadi melihat ini sebagai kesalahan pendekatan konservatif," ucap Yunarto.

Sentimen negatif masyarakat terhadap baliho Puan dan Airlangga ini dibuktikan dalam survei mengenai tingkat keterpilihan atau elektabilitas para tokoh dalam kaitannya dengan pemilihan presiden 2024.

Berdasarkan survei elektabilitas dengan pilihan terbuka per Juli 2021, Ganjar Pranowo menempati urutan teratas dengan elektabiliitas 16,2 persen, lalu Prabowo 14,8 persen, dan Anies Baswedan 14,6 persen.

Sementara, nama Puan Maharani dan Airlangga memiliki elektabilitas yang masih rendah. Puan berada di urutan 17 dan Airlangga di urutan 18 dengan elektabilitas masing-masing 0,7 persen.

"Kalau kita coba menggunakan uji empirik yang paling banyak dibahas di monitoring dari Puan dengan Airlangga. Jumlah Baliho dan billboard yang masif ternyata terbukti tidak linier dengan elektabilitas," jelasnya.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan dalam rentang tanggal 12 sampai 20 Juli 2021. Sampel dipilih sepenuhnya secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling.

Responden yang mengikuti survei sebanyak 1.200 orang dengan margin of error sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.