Bagikan:

JAKARTA - Kepala Distrik Wouma di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Soni Matuan membantah menggelapkan ataupun berniat menggelapkan beras bantuan sosial yang ditujukan kepada masyarakat kurang mampu.

Soni Matuan mengatakan warga menduga beras bantuan sebanyak dua ton lima ratus kilogram itu akan digunakan untuk kepentingan pribadinya.

"Ada masyarakat yang berpikir bahwa beras itu di rumah saya, jadi mau jadi milik saya. Saya mau sampaikan bahwa saya tahu diri, ini beras untuk masyarakat, sebagai penerima sembako," katanya di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, dilansir Antara, Kamis, 12 Agustus.

Ia menjelaskan bahwa bantuan itu diantar oleh pihak Dinas Sosial Kabupaten Jayawijaya dan pendamping keluarga harapan (PKH) pada sore hari sehingga tidak bisa langsung dibagikan kepada warga pada hari yang sama.

Beras batuan itu langsung didrop ke rumah kepala distrik sebab tidak ada kantor distrik di Wouma.

"Beras itu diantar petugas dinas sosial dan PKH ke rumah sore hari, jam 5 lewat dan sudah ada keterangan dari koordinator PKH, beras itu harus keluar pada hari yang sama tetapi karena sudah sore, saya bilang tidak apa taruh saja di rumah saya," katanya.

Ia memastikan beras sebanyak dua ton lima ratus kilogram itu masih utuh dan warga tujuh kampung bisa datang untuk membawa berdasarkan data penerima atau yang berhak menerima.

Menurut dia beras itu tetap disalurkan kepada masyarakat karena merupakan bantuan pemerintah pusat yang harus disalurkan, dan ia akan mengawasi sebab bupati sudah menginstruksikan seluruh kepala distrik mengawasi penyaluran bantuan itu.

"Beras ini sebenarnya mau kita salurkan, tetapi masyarakat sibuk ambil uang di kantor pos di sini, dengan demikian beras itu ada di situ, beras masih utuh," katanya