76 Tahun Merdeka, Ketum Golkar Optimis Indonesia Bisa Sejajar dengan Negara Ekonomi Besar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Twitter @airlangga_hrt)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengajak seluruh elemen bangsa menggaungkan semangat kebangsaan dengan optimisme bahwa bangsa akan mencapai kesejahteraan menuju Indonesia maju.

Terlebih, menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan RI ke-76, agar arah bangsa menuju terwujudnya kesejahteraan rakyat yang menjadi cita- cita bersama menjadi kenyataan.

"Partai Golkar sesungguhnya telah memiliki Visi Negara Kesejahteraan 2045, kita meyakini bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dan sejajar dengan negara ekonomi besar lainnya di dunia," ujar Airlangga dalam pidato kebangsaan dalam HUT CSIS ke-50 secara virtual, Selasa, 10 Agustus.

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan KCPPEN itu menuturkan bahwa pandemi yang terjadi saat ini, membuat bangsa harus melakukan restarting dan rebooting tentang skenario untuk mewujudkan visi 2045 tersebut. 

"Hampir dua tahun, dunia dilanda pandemi COVID-19, termasuk di Indonesia negara yang kita cintai ini. Berbagai upaya dan kerja keras telah dilakukan pemerintah dan seluruh komponen bangsa untuk menekan penularan COVID-19 disertai dengan langkah-langkah untuk mengatasi dampak sosial-ekonomi dari yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19," sebutnya.

"Tidak ada negara yang memiliki pengalaman dalam pengendalian COVID-19 ini. Apalagi saat ini muncul berbagai varian baru COVID-19 yang penularannya sangat cepat," sambung Airlangga. 

Menko Perekonomian itu mengatakan, berbagai kebijakan telah dikeluarkan pemerintah untuk menahan laju persebaran COVID-19 dan dampak sosial yang diakibatkannya. Program vaksinasi nasional juga terus digenjot pemerintah hingga ke pelosok-pelosok daerah.

Selain itu, penanganan kesehatan, penyediaan obat-obatan, fasilitas kesehatan dan perhatian terhadap para tenaga kesehatan terus diberikan. Kebijakan bantuan sosial dikeluarkan pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. 

Pemerintah juga mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menahan laju pelambatan ekonomi dengan berbagai stimulasi dan insentif bagi pekerja dan dunia usaha agar tetap bergairah.

"Pemerintah mengambil tindakan non-medis, yaitu memberlakukan Pembatasan kegiatan masyarakat di seluruh Indonesia dengan kasus tinggi sejak tanggal 5 Juli sampai dengan 22 Juli dan diperpanjang 2 kali hingga tanggal 9 Agustus 2021. Di samping itu, pemerintah juga akan melakukan intensifikasi vaksinasi secara luas, meningkat dari rata-rata 1 juta pada bulan Juli menjadi rata-rata 2,5 juta per-hari pada bulan Agustus dan September 2021, sehingga kita sudah akan dapat menyuntikkan sekitar 220 juta dosis vaksin sampai dengan September 2021," jelas Airlangga.

Airlangga berharap, pengendalian pandemi secara terintegrasi ini akan mengurangi kasus aktif ke tingkat yang bisa ditolerir dan memberikan ruang pelonggaran tekanan pada fasilitas kesehatan, Rumah Sakit, oksigen dan obat obatan.

"Seiring dengan pengurangan tekanan pandemi ini, maka kita pun akanb bisa merelaksasi pembatasan kegiatan sehingga kegiatan ekonomi masyarakat bisa pulih kembali pada kwartal keempat tahun 2021," katanya.

Tanda-tanda ke arah membaiknya pemulihan ekonomi, tambahnya, sudah terlihat positif dengan pertumbuhan ekonomi pada 7,07 perssn pada kuartal kedua ini.

"Sebagaimana sudah saya singgung tadi. Tentu kita berharap trend yang positif akan terus meningkat sehingga pemulihan ekonomi kita akan mempercepat kita untuk keluar dari krisis," tutup Airlangga.