Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti Sebut Ada ‘Politikus Ikan Lele’, Legislator PDIP: Sinyal untuk Mawas Diri
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti/DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan menanggapi serius pernyataan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti yang menyebut istilah "Politikus Ikan Lele" untuk menyindir orang-orang yang kerap ingin tampil memperkeruh suasana saat pandemi COVID-19.  

Istilah tersebut sebelumnya pernah disampaikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafi'i Ma'arif.

Ada pun maksud Abdul Mu'ti memunculkan kembali istilah itu adalah untuk mengingatkan masyarakat agar waspada dan tidak terpancing orang-orang yang bisa menimbulkan kegaduhan.

Arteria menilai, apa yang disampaikan Abdul Mu'ti memang selayaknya dikaji secara mendalam. Terlebih, Abdul Mu'ti merupakan tokoh senior Muhammadiyah.

Menurutnya, sosok Abdul Mu'ti adalah negarawan yang menjadi salah satu guru bangsa. Bagi Arteria, setiap pernyataannya perlu ditelaah maksud dan pesan yang disampaikan.

"Kalau keluar dari mulut seorang Prof. Abdul Mu'ti, harus kita cermati baik-baik. Pastinya ungkapan itu harus jadi bahan introspeksi bagi semua politisi dan bahkan bahan introspeksi kita semua saat kita menghadapi bencana non alam pandemi COVID-19," ujar Arteria  kepada wartawan, Jumat, 6 Agustus.

Selain itu, sambungnya, sosok Abdul Mu'ti adalah orang yang jarang muncul ke ruang publik untuk menyampaikan pernyataan politik.

"Kalau saat ini beliau sampaikan istilah "politikus ikan lele", tentu sudah seyogyanya menjadi signal atau pertanda kita semua harus mawas diri," kata anggota Komisi III DPR itu.

Sebelumnya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyebut ada bahaya politisi 'ikan lele' yang mengancam Indonesia. Menurutnya, kehadiran 'politisi ikan lele' ini juga dapat memperburuk penanganan pandemi COVID-19.

Mu'ti mengatakan istilah 'politisi ikan lele' ini dipinjam dari ungkapan Buya Syafii Ma'arif. Istilah itu digunakan untuk menunjukkan kepada mereka yang senang tampil untuk memperkeruh keadaan dan mengadu domba.

“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” kata Abdul Mu'ti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Jumat, 6 Agustus.