SOLO - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah tetap memperkuat pengetesan kepada masyarakat meski angka kasus COVID-19 mulai landai.
"'Testing' (pengetesan) harus dipertahankan, sejauh ini Solo masih paling tinggi. Semua kami maksimalkan, 'tracing' (penelusuran), 'testing'. (Untuk pengetesan, red.) sehari bisa 1.000-1.200 itu antigen dan PCR (tes usap, red.)," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo dikutip Antara, Selasa, 3 Agustus.
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta, hingga hari ini jumlah kumulatif kasus COVID-19 di kota tersebut 23.964 kasus. Angka ini bertambah 151 kasus dari hari sebelumnya.
Dari data yang sama, puncak penambahan kasus COVID-19 di Kota Solo terjadi pada beberapa minggu lalu, tepatnya Kamis, 15 Juli terjadi penambahan 544 kasus aktif COVID-19.
"Ini memang untuk penambahan grafiknya mulai landai, menurun, tetapi belum baik-baik saja," katanya.
Namun, ia optismistis Kota Solo yang saat ini masih berada di level 4 untuk tingkat penularan COVID-19, pada minggu depan bisa turun menjadi level 3.
"Saya optimistis minggu depan ke level 3. Sekarang kan grafik turun, angka kesembuhan tinggi, dan capaian vaksinasi sudah 70 persen," katanya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani mengatakan upaya pelacakan dan pengetesan terus dilakukan.
"Pokoknya teknis di wilayah, bagaimana teman-teman di wilayah lebih efektif untuk menjalankan, termasuk kalau (pasien, red.) harus isolasi terpusat. Ini penting untuk memilah masyarakat yang terpapar dan yang tidak," katanya.
Dia mengakui hingga saat ini yang masih menjadi kendala sebagian besar masyarakat enggan untuk isolasi terpusat.
"Padahal ini sangat membantu dirinya sendiri dan membantu lingkungan, saudara-saudaranya," katanya.