SOLO - Pemerintah Kota Surakarta hingga saat ini masih melakukan tracing atau penelusuran kontak sebagai buntut munculnya klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di daerah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, hingga saat ini ada 5 sekolah dengan klaster COVID-19 baru yaitu, SD Kristen Manahan, SDN Mangkubumen, SDN Danukusuman, SD Al Islam 2 Jamsaren, dan SD Semanggi Lor.
Dari 5 sekolah tersebut ditemukan ada 46 siswa dan guru yang terpapar COVID-19. Dari total tersebut, 6 di antaranya merupakan tenaga pendidik. Dari seluruh kasus positif COVID-19 tersebut tidak semuanya merupakan warga Kota Solo.
Untuk warga Solo hanya sekitar 50 persen, sedangkan sisanya merupakan penduduk dari daerah di sekitar kota, di antaranya Sukoharjo, Klaten, Boyolali, dan Karanganyar.
"Untuk yang dari luar kota sudah kami infokan ke kabupaten sekitar agar segera dilakukan tracing (penelusuran kontak) dan testing (pengetesan), mudah-mudahan cepat sehingga bisa dilakukan treatment (perawatan)," katanya di Solo dilansir dari Antara, Selasa, 19 Oktober.
BACA JUGA:
Dari 5 sekolah yang terkonfirmasi COVID-19, dua di antaranya masih menunggu hasil pengetesan.
Sebelumnya, kasus positif COVID-19 yang ditemukan pada kegiatan PTM tersebut merupakan hasil dari program surveilans atau pengamatan dari Kementerian Kesehatan. Kota Surakarta menjadi salah satu daerah yang dipilih untuk diawasi pelaksanaan pembelajaran tatap mukanya, salah satu bentuk pengawasannya adalah melakukan tes usap kepada peserta PTM.
Untuk pengetesan sendiri dilakukan kepada sekitar 30 orang untuk setiap sekolah. Dari 29 sekolah yang ditunjuk untuk pelaksanaan program tersebut, tes sudah dilakukan kepada sebanyak 20 sekolah, mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA baik negeri maupun swasta.